Tampilkan postingan dengan label Kesenian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesenian. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Mei 2015

HAKIKAT DAN MANFAAT ORIGAMI UNTUK ANAK SEKOLAH

Menurut pengertiannya, Origami yang berasal dari bahasa Jepang  yaitu dari kata "ori" yang berarti "lipat", dan "kami" yang berarti "kertas" dalam bahasa Jepang merupakan sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan (wikipedi.org).

Origami atau kirigami yang sudah dikenal banyak orang ternyata memiliki manfaat yang besar sekali untuk perkembangan anak usia sekolah bahkan mahasiswa Perguruan Tinggi. Secara mendasar origami tidak hanya sekedar seni melipat kertas saja. Tetapi filosofi origami adalah mengajarkan ketelatenan dan kesabaran. Termasuk juga mengajarkan bagaimana ketelitian dan tanggung jawab yang tinggi.

Selain Selain fungsi tersebut, bagi anak-anak origami juga dapat dijadikan alat kreasi buatan sendiri yang juga dapat dimainkan. Kemudian bagi remaja, seni melipat juga ini juga bisa memiliki fungsi hiasan dekorasi. Dengan demikian juga bagi orang dewasa, khususnya ibu rumah tangga, origami dapat dijadikan alat komunikasi dan bermain kreatif dengan anak-anaknya.


Origami itu karya seni yang matematis sifatnya, karena lipatannya tidak sembarangan. Dalam arsitektur juga berguna menginspirasi hiasan interior ataupun struktur. Selain sebagai kegiatan yang menyalurkan hobi sifatnya, tidak menutup kemungkinan origami juga dapat digunakan sebagai media untuk menambah pendapatan keluarga. Sebab hasil karya origami bisa dibuat sebagai sebuah cenderamata yang bisa dijual.

Bahan dasar pelatihan origami itu adalah menggunakan bahan kertas. Akan tetapi, aplikasi dari origami itu bisa dilakukan pada media apa saja yang telah ada. Misalnya dari seng, inspirasinya itu bukan berarti dilipat. Tetapi mengaplikasikan bahan ke dalam suatu bentuk yang indah dan menarik.

Kamis, 02 April 2015

CARA MENDENGARKAN DAN PEMBACAAN CERPEN SASTRA

Ketika membaca atau mendengarkan cerpen di-bacakan, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan. Dalam membacakan cerpen untuk orang lain, hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

  • Bacalah terlebih dahulu cerpen tersebut sehingga anda tahu dan mengerti betul isi ceritanya.
  • Ceritakan cerpen tersebut kepada rekan lain, dengan penceritaan yang tenang, berintonasi seperlunya, dan penuh penghayatan terhadap isi ceritanya.
  • Perhatikan volume suara dan kejelasan pengucapan sehingga rekan lain dapat memahami setiap kata yang anda ucapkan. 

Pendengar yang menyimak sebuah pembacaan cerpen juga harus memperhatikan hal-hal berikut :

  • Konsentrasi dan siapkan alat tulis
  • Catatlah judul cerpen yang dibacakan
  • Selama mendengarkan pembacaan cerpen, catatlah hal-hal penting, yaitu nama tokoh cerita yang muncul satu persatu, peristiwa yang dialami, penyelesaian masalah dari peristiwa it, dan akhir ceritanya.
  • Catatlah pula kesan anda mengenai watak tokoh cerita
  • Catat juga kesan anda setelah mendengarkan peristiwa dan permasalahan yang sudah diatasi dari cerpen tersebut.

Setelah mengetahui cara-cara pembacaan cerpen di atas, Anda akan mengerti bahwa di dalam cerpen terdapat unsur intrinsik atau unsur yang ada di dalam cerpen. Unsur tersebut di antaranya:

  1. Tema yaitu gagasan yang menjiwai seluruh cerita
  2. Amanat yaitu pesan atau hikmah yang ingin disampaikan penulis untuk difahami pembaca cerita
  3. Plot atau alur yaitu jalan cerita yang berupa rangkaian urutan peristiwa yang menjalin cerita
  4. Penokohan dan perwatakan yaitu orang-orang yang ada di dalam cerita disertai watak dan perilakunya.
  5. Setting yaitu latar waktu dan tempat terjadinya peristiwa di dalam cerita
  6. Dialog yaitu percakapan yang dilakukan tokoh-tokoh cerita yang menggambarkan watak, tanggapan atas kejadian, dan penggambaran lain yang dapat menunjukan isi cerita.
  7. Sudut pandang yaitu posisi pengarang terhadap cerita, apakah ikut terlibat di dalam cerita atau hanya memaparkan cerita.


Bacakanlah cerpen di bawah ini !

JUDUL : INGAT MARINDA, AKU JADI HARU
(CERITA PENDEK KARYA : YETTI A.K.A)

Aku mengenang kedua matanya. Merah basah untuk terakhir kali. Ia terliha kelam. Dan aku membacakannya, seperti luapan cinta yang lalu tawar.

* * *

     Ingat Marinda, aku jadi haru.
     Aku mengerti benar tentangnya. Ia pernah memiliki hidup yang terlalu rimbun. Penuh semangat. Bahagia.
     Bahagia. Ah, setidaknya begitu yang terpancar dari bahasa wajahnya. Siapa pun yang pernah melihatnya akan mengatakan ia perempuan terbahagia dengan garis wajah yang sering kali sumringah dan lesung pipit di pipi yang merona. Juga tentu sepasang mata bening yang dalam telaga.
     Suatu ketika ia berkata, "Hidup tidak kurang dari permainan perasaan. Sementara aku sangat terbiasa mempermainkan banyak hal."
    "Apa kebahagiaan juga permainan?"
    "Tidak selalu untuk orang lain."
    "Untuk mu?"
    "Barangkali."
    "Apa karena kau cantik?"
    "Mungkin saja. Siapa yang tidak terpanah dengan tipu kecantikan yang menyambar secara mendadak."
    Marinda benar, kukira. Sebab hampir tiap hari ia membuat pesona yang berbeda, dengan sentakan yang tiba-tiba. Dan aku tahu telah berapa cinta yang bersimpuh di sana.
    "Cinta. Aku lebih percaya kalua itu hanya kegilaan," katanya Ia melepas ikatan pada rambutnya yang tebal, sedang matanya tak melepasku.
    "Jangan bermain seperti itu nanti terbakar!"
    "Aku ingin sekali merasakan api itu," ia menantang. "Mungkin saja bisa membuatku menikmati sensasi lain. Selama ini hidupku datar. Membosankan."
    "Kau tidak akan seberani itu, saat kau berhadapan dengan kenyataan."
    "Kau mulai meragukan aku."
    "Kau memandang mudah segala hal."
    "Kau terlalu serius," ia tertawa. "O ya, menurut apa aku harus menangis saat sedih. Harus berteriak saat luka. Tidakah cara itu hanya membuat malu. Aku bisa mempermalukan diriku sendiri."
    Lalu memang beberapa kali aku pernah melihatnya menggeliat sakit di bawah tumpukan pengkhianatan yang bersesakan.
    Beberapa lamanya ia tak melakukan apa-apa selain berkurung diri di kamar. ia membenci dunia luar yang tampak gelap, menakutkan.
    Ia ingin lari. Membuat rumah kecil yang damai dalam hatinya. Di rumah itu, Marinda menyembunyikan dirinya. Membuang jauh segala sesuatu yang mengganjal perasaannya dengan menghabiskan berbungkus-bungkus rokok.
    Aku marah, merasa kecewa, bila ia begitu. Marinda terlalu manis untuk terluka dan menyerah.
    Tapi perempuan keras kepala sepertinya, hanya berkata, "Aku baik-baik saja."
    "Itu tidak benar. Kau bohong."
    "Ya. Baiklah. Aku sakit. Tapi itu bagian dari risiko. Aku tidak apa-apa. Rianti. Kau jangan keterlaluan memojokkanku." Aku berhenti marah, berhenti kecewa.
    Setelah itu aku dicubit sepi dan membiarkan persahabatan demikian dingin. Sangat panjang. Hingga ada rindu yang aneh.
    Maka ia mengalah, meminta, "Rianti, aku rindu. Kapan kau datang lagi padaku dengan sebilah pedang."

* * *

    Ingat Marinda, aku jadi haru.
    Sejak kecil, ia telah membenamkan hidupnya pada dongeng lelaki pematung kayu. Ia merasa sangat yakin, lelali itu meninggalkan sesuatu yang putih dalam jiwanya. Cinta. Hingga, ia akan tampak berseri saat harus menceritakan si pematung kayu berkali-kali. Lelaki yang tampan, menurutnya. Hal itu ia buktikan dengan memperlihatkan selembar gambar kusam yang tersimpan di dompetnya. Bila malam, ia senang menempelkan gambar itu di dinding kamar hingga ia bisa menatap lama pada sosok lelaki tampan sebelum matanya mengatup pelan. Saat pagi, ia menyimpan kembali dalam dompet dengan paras muka sedih. Seakan-akan ia tengah melepas suatu kepergian.
    Ia bercerita tentang lelaki dalam gambar itu.
    Lelaki itu cinta pertama Marind, saat ia baru duduk di kelas tiga sekolah dasar. Aku lebih percaya kalau ia membuat dan berusaha membawaku dalam permainan yang tidak lucu. Api Marinda membuatku tersentak. Dengan mimik yang sungguh-sungguh ia mengaku laki-laki dua puluh lima tahun di atasnya itu menciumnya pertama kali di balik gedung sekolah dan menghadiahinya boneka kayu bermata elok.
    Ia merasa jatuh cinta setelah kejadian yang tak terduga itu. Secara sembunyi-sembunyi ia sering bertemu lelaki pematung kayu. Terkadang lelaki itu membuatnya jadi boneka yang kaku di sudut sebuah bangunan atau dibalik pohon-pohon. Dan ia senang sekali. Apalagi lelaki pematung kayu itu berjanji akan membawa jauh dari perempuan bermulut lebar, ibunya. Marinda tidak menyukai perempuan itu yang hampir setiap pagi berteriak keras dan menyuruhnya melakukan perkerjaan rumah yang menumpuk. Marinda ingin sesekali dapat ke sekolah bersama-sama temannya sambil bernyanyi-nyanyi sepanjang jalan.
    Hanya saja, perpisahan terjadi dan Marinda tidak pernah dibawa pergi, setelah pertengkaran si pematung kayu dengan perempuan bermulut lebar (Ibu Marinda tidak sengaja melihat pematung kayu membawa Marinda ke sebuah bangunan tua). 
    Lelaki itu meninggalkannya. Marinda meraung seharian. Ia bersumpah, akan benar-benar berhenti mencintai ibunya. Tetapi lelaki itu tidak pernah kembali.
    Marinda retak. Ia salah mengira, cinta selalu putih.
    Waktu pun bergerak dan menyeret Marinda dalam rasa haus pada cinta. Berkali-kali ia bisa jatu cinta. Tetapi sesaat. Sebaba iaa tidak sanggup mengkhianati cintanya pada lelaki pematung kayu. Ia dihantui oleh perasaan cinta kanak-kanak yang lugu dan polos. 
    Karena itu baginya, kebahagiaan tidak lebih dari permainan sedangkan cinta adalah kegilaan.

* * * 

    Ingat Marinda, aku jadi haru.
    Banyak sekali aku menyaksikan ia memenggal kebahagiaannya untuk sekian permainan cinta. Kusaksikan Marinda terus berlarian di atas cinta semu dan kegembiraan palsu.
    Sampai, pernah satu kali dari sejumlah permainannya, ia sungguh-sungguh jatuh cinta. Bagaimana ketika itu aku memergokinya tidur-tiduran seharian. Ia menyembunyikan kegelisahaannya dengan membenamkan wajah di sebuah bantal gambar boneka.
    "Kau jatuh cinta" aku menebak
    Tertawa pecah, "Kau gegabah menyimpulkan sesuatu."
    "Aku melihatnya di seluruh tubuhmu. Di setiap pori kulitmu."
    "Kau membuat gugup" ia mengangkat mukanya yang pucat.
    "jadi benar."
    "Tidak seperti yang kau pikirkan." Ia mengelurkan sebatang rokok dan membakarnya.
    "Siapa dia."
    "Sudah, Rianti. Kau jangan menggodaku."
    Marinda meninggalkanku dengan langkah terburu-buru. Bila gelisah, selain tempat tidur, ia juga menyukai halaman samping yang penuh pohon bambu. Bisa berjam-jam ia duduk di sana. Aku membiarkannya.
    Hingga pada kesempatan lain, saat malam hari dan bulan hampir purnama, ia berbisik pelan sekali. "Jika matanya serasa menembus dalam perasaanku, apa aku jatuh cinta?"
    "Tidak salah lagi. Benar. Kau jatuh cinta," aku bersorak. Beberapa bintang tampak menari dan berjatuhan di mataku. Aku merasa sedang merayakan sesuatu yang luar biasa.
    Ia tersenyum kecil, Sedikit saja. Berkali-kali ia menarik nafas berat.
    Kukatakan. "Kau harus menjaga perasaan itu."
    Ia menggenggam tanganku erat berkata, "Apa mungkin aku masih bisa jatuh cinta? Ini diluar dugaanku."
    Aku merasa ia amat tertekan.

* * *

    Ingat Marinda, aku jadi haru.
    Sebab, suatu hari tanpa disangka, ia mengabarkan padaku akan menikah dengan lelaki lain, bukan seorang yang ia cintai. Sambil menahan kesedihannya, ia bercerita bahwa hidupnya seudah ditakdirkan bertemu permainan demi permainan. Lelaki yang ia cintai telah meninggalkannya dan menikah dengan perempuan lain yang juga tanpa cinta. Dan ia pun dihadapkan pada kenyataan harus menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak membuatnya bisa tersenyum.
    Aku mengihiburnya. Kuceritakan pula tentang ayah dan ibuku yang walanya menikah tanpa jatuh cinta lebih dulu. Namun setelah hidup bersama, semua mengalir saja. Ia tertawa sinis, katanya ibuku mungkin perempuan yang bisa mengalah dan sabar, sementara ia merasa bukan bagian dari itu. Sajak kecil, ia telah belajar jadi pemberontak. Aku kita ia benar. Lalu kusarankan padanya untuk membatalkan pernikahannya.
    Ia diam. Seolah-olah ada beban yang berat.
    "Kau masih bisa memilih untuk tidak menikah dengannya" ujarku.
    "Kukira tidak. Aku benci ibuku. Tapi aku tidak bisa mempermalukannya."
    "Kau bisa membicarakannya baik-baik."
    "Tidak semudah yang kau pikirkan."
    "Kau tidak akan bahagia jika kau memaksakan diri."
    "Aku tidak berani."
    "Aku tidak mengenalmu yang seperti ini."
    "Aku tidak sanggup melakukan apa-apa."
    Aku menemukan ia yang benar-benar berbeda. Kami diam dalam waktu yang serasa terpotong.
    Dimataku Marinda sangat menyedihkan.
    Semalaman, ia tidak bisa tidur. Ia mengajakku menikmati malam perpisahan itu dengan bercerita kembali tentang cita-cita kami yang ingin jadi penyair. (Hahahaha! Kami tertawa keras ketika mengikrarkan janji itu dengan wajah sungguh merah, sebab kami ingin menggenggam dunia). Dan malam itu, kami juga kembali tertawa dengan sudut mata tergenang-genang butiran air mata. Marinda menarik janjinya dan melupakan tentang cita-cita itu. ia mengaku tidak akan punya banyak waktu untuk hal lain setelah pernikahannya Ia akan disibukan oleh urusan rumah tangga.
    Aku merasa sangat sendiri.
    Kuantar Marinda menuju pernikahannya itu. Wajahnya memancarkan kebahagiaan yang menusukku. Sedih rasanya dihadapkan pada kenyataan harus melepas seorang teman yang hari-harinya hampir menjadi miliku dan hari-hariku menjadi milikmu.

* * *

    Ingat Marinda, aku jadi haru.
    Belum enam bulan ia menikah, aku mendapat kabar yang memilukan. Ia tidak bahagia dan ingin pergi dari lelaki itu dengan membawa jabang bayi dalam perutnya yang masih berumur tiga bulan. Ia benar-benar ingin berpisah dari lelaku itu karena menurutnya ia tidak sanggup lagi untuk belajar mencintai.
    "Sungguh. Terlalu banyak yang salah dalam hidupku," katanya lewat telepon.
    "Kau harus sabar. jangan mengambil keputusan apa-apa selagi kau marah," aku mengingatkannya.
    "Tapi aku sakit, Rianti. Sakit sekali."
    "Kau akan melewati semua itu dengan baik-baik saja." Aku membujuknya.
    Ia menutup telepon mendadak. Aku mengerti, ia kecewa dengan sikapku. Tentunya ia mengharapkan aku membelanya dan memberinya jalan untuk meninggalkan lelaki itu.
    Sejak itu, ia jarang menghubungiku.
    Hingga suatu ketika, aku dikejutkan lagi oleh kedatangannya yang tiba-tiba. Ia menangis dan menunjukan hatinya yang pecah. 
    Aku memeluknya. Kubisikan, aku akan selalu ada untuknya. Kuminta ia tinggal saja bersamaku untuk sementara, sebelum memutuskan benar-benar berpisah dari lelaki yang telah menanam cinta di tubuhnya.
    Ia masih terisak. Ah. Marinda manis yang malang. Aku selalu membayangkan perempuan manis akan menemukan keberuntungan yang baik dariku.
    Tapi kini, lihatlah, di matanya yang basah tumbuh sebatang pohon, kering tak berdaun dan akar-akar menjalar menembus kelopak mata. Pohon itu dalam sekejap menyambar Marinda.
    Aku berteriak, tertahan. Marinda tertelan.
    Ingat Marinda, aku jadi haru.
    Sejak ia ditelan pohon, aku sering merasa ia manatapku dengan mata boneka yang bulat. Mata yang ingin menyelam dalam, dikesedihan tanpa tepi.

Padang, 2005

(Dari: Media Indonesia, 19 Juni 2005)

* * *

Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan isi cerita pendek  yang telah di bacakan di atas!

  1. Apa tema cerpen di atas
  2. Amanat apa yang dapat kamu tangkap dari cerpen tersebut?
  3. Bagaimana plot atau alurnya?
  4. Bagaimana penokohan dan perwatakan orang-oang yang ada di dalam cerita pendek itu?
  5. Jelaskan settingnya!
  6. Apakah menurut Anda dialog yang ada di dalam cerpen sudah menggambarkan watak, isi, dan segala hal yang sesuai untuk cerpen tersebut?
  7. Bagaimana sudut pandang cerpen di atas!


Jika kamu telah selesai menjawab pertanyaan di atas, langkah berikutnya ; 

Bandingkan jawaban Anda dengan jawaban berikut!
1. Jangan bermain-main atau gegabah dalam memutuskan dengan masa depanmu dan kebahagiaanmu, karena masa depan dan kebahagiaanmu ada di tanganmu sendiri.

2. Bahwa dalam menjalani hidup harus mau menghadapi kenyataan dan realita, tidak terus-menerus tenggelam dalam keindahan masa lalu yang tidak mungkin kembali, dan khayalan masa depan yang tidak tercapai seperti halnya Marinda, karena hal seperti itu akan menghancurkan masa depan Anda.

3. Pada bagian awal cerita berjalan maju, kemudian cerita mengarah ke masa lalu atau beralur mundur ke masa kecil tokoh cerita, kemudian cerita mengalir maju mengikuti nasib tokoh cerita.

4. Tokoh utama: Marinda
Wataknya: terlalu tenggelam dalam kenangan masa lalu dan mengkhayalkan masa depan sulit tercapai sehingga menghancurkan masa-masa indah hidupnya yang seharusnya dirasakannya.
Tokoh lain: Aku (Rianti), teman Marinda Wataknya: selalu berusaha memberikan pandangan realitas utnuk kebahagiaanya.
Tokoh lain: ibunya dan pematung kayu
wataknya: ibunya seorang yang banyak bicara dan menyuruh, pematung kayu, seorang yang telah melakukan pelecehan terhadap masa kecilnya dengan menyeretnya menjadi gadis remaja dalam cinta yang bergelora, namun Marinda tidak menyadari dan mengira perlakuan yang didapatkannya merupakan bentuk cinta yang putih dan setia.

5. Setting waktu berpindah-pindah dari masa kini, kemasa kecil, lalu masa-masa di kala ia sedih di malam hari, pagi hari, dan di kala bahagia dalam pesta pernikahannya.
Adapun setting/ latar tempat tidak terlalu berpusat di satu tempat. Latar tempat mengalir sesuai dengan cerita dan kebutuhan pengembangan cerita.

6. Dialog sudah sesuai untuk menggambarkan watak tokoh-tokoh ceritanya.

7. Pengarang menempatkan dirinya sebagai orang kedua atau sahabat dari tokoh cerita.  


Sumber: Buku Modul Bahasa Indonesia Kesetaraan Paket C Kelas X tahun 2009, dengan  penambahan dan perubahan seperlunya.
  
    

Sabtu, 31 Januari 2015

ARTI SEORANG SENIMAN

Kita sering mendengar dan bahkan banyak mendengar tentang seseorang yang disebut seniman, dimana banyak seniman-seniman besar dengan karya-karya luar biasanya yang melenggenda hingga keseluruh penjuru dunia. Sebut saja Leonardo da Pinci dengan lukisan monalisanya, atau sekespear dengan Romio dan Juliet, mereka adalah seniman-seniman legendaris yang karyanya telah dikagumi seluruh dunia. Jadi apa arti seorang seniman itu?

Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif, atau mahir dalam bidang seni, Penggunaan yang paling kerap adalah untuk menyebut orang-orang yang menciptakan seni, seperti lukisan, patung, seni peran, seni tari, sastra, film dan musik. Seniman menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk menciptakan karya dengan nilai estetik. Ahli sejarang seni dan kritikus seni mendefinisikan seniman sebagai seseorang yang menghasilkan seni dalam batas-batas yang diakui.

Dengan demikian, seniman adalah orang yang kerjanya mengolah atau mencipta suatu barang kesenian. Kerja orang semacam itu tidak lain adalah memberikan bangun atau bentuk indak kepada sesuatu hal atau benda. Ada seniman yang kerjanya memberikan bangun tertentu pada sepotong gading, kayu, logam batu dan sebagainya dengan jalan mengukir, memahat atau menempa sehingga masing-masing indah kelihatannya. Ada juga seniman yang bahannya berupa suara atau bunyi, ciptaannya itu dengan instrumen-instrumen musik. Dalam seni lukis dan seni gambar orang menyatakan perasaan atau pandangannya tentang kenyataannya dengan memakai berbagai macam garis dan warna.

Untuk menciptkan dan mengembangkan karya seni, seorang seniman memerlukan ekspresi dan kreativitas, karena melalui hal tersebut dapat memuculkan originalitas, keontetikan, keunikan karakter dari hasil karya seni yang diciptakannya.

Seni bukanlah sebatas benda, tetapi juga meliputi nilai-nilai sebagai respon estetik dan publik melalui proses pengalaman seni. Seni dan pengalaman tersebut merupakan bagian dari filsafat seni. Ada tiga persoalan pokok dalam filsafat seni, yaitu benda sebagai hasil kreasi seniman, pelaku seni (seniman), dan penikat seni (publik). Dari hasil karya para seniman, akan mucnul reaksi sebagao hasil proses pemahaman publik (apresiator). Reaksi inilah yang dinamakan nilai-nilai seni.

Seniman berupaya mengkomunikasikan idenya kepada publik melalui benda-benda seni. Sebagai apresiator, publik memberikan tanggapannya. Sebuah karya seni tidak mungkin ada jika tanpa ada seniman. Seniman menggunakan karya seni yang dihasilkannya sebagai media untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan perasaannya kepada publik. Sebuah karya seni pun tidak hanya sebatas pada aspek kebendaan semata, melainkan juga meliputi aspek nilai yang datang dari publik sebagai penikmat seni, karena seni memiliki berbagai fungsi penting, antara lain sebagai media pewarisan budaya, saran hiburan, sarana pendidikan, dan dapat menimbulkan semangat solidaritas. Dengan demikai ketiga unsur tersebut, saling bergantung satu sama lain.

Pada diri seniman, potensi seni terkait erat dengan fungsi yang disandangnya, antara lain sebagai media pewarisan budaya, sarana pendidikan, media hiburan masyarakat, aset pendapatan devisa nasional, fungsi ekonomi masyarakat, dan fungsi politik tertentu. Dari berbagai potensi tersebut, muncul berbagai macam dampak, baik dampak yang positif maupun yang negatif.



Selasa, 27 Januari 2015

MENGENAL PERKEMBANGAN SENI SASTRA PADA MASA PENJAJAHAN

Warga Belajar--sekalian, berikut ini kita akan mempelajari tentang bagaimana Perkembangan seni sastra pada masa penjajahan di Indonesia, untuk menambah pengetahuan kita tentang seni dan sastra kita. Perkembangan seni sastra pada masa penjajahan di Indonesia berawal saat pemerintah Hindia Belanda mengizinkan pendirian sekolah-sekolah dan mengizinkan penduduk pribumi (meski hanya kalangan terbatas) untuk mengenyam pendidikan (meski terbatas pada tingkat tertentu saja).

Kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda dalam menjalankan politik etis, khususnya dalam bidang pendidikan telah membuka kesadaran masyarakat dalam bidang membaca dan menulis. Hal itu ditandai dengan munculnya berbagai terbitan surat kabar berbahasa Melayu yang ada di Jakarta maupun kotakota besar lainnya. Surat kabar berbahasa Melayu, antara lain:
  1. Surat kabar Bintang Timoer, terbit di Surabaya, tahun 1862;
  2. Surat kabar Pelita Ketjil, terbit di Padang, tahun 1882;
  3. Surat kabar Bianglala di Jakarta dan surat kabar Medan Prijaji di Bandung yang terbit pada tahun 1867.
Melalui surat kabar inilah para cerdik cendekiawan pribumi menuangkan berbagai gagasan buah pikirannya. Beberapa cerita bersambung maupun cerita roman, baik yang ditulis dalam bahasa Melayu maupun bahasa Belanda terbit menghiasi surat kabar tersebut. Beberapa karya sastra dalam bentuk cerita bersambung atau roman pada waktu itu, antara lain:
  1. Hikayat Siti Mariah, karangan H. Mukti, merupakan cerita bersambung yang melukiskan kehidupan sehari-hari;
  2. Boesono dan Nyai Permana, karangan Raden Mas Tirto Adhisuryo, merupakan cerita roman;
  3. Beberapa karangan mas Marco Martodikromo, berjudul: Mata Gelap (1914), Studen Hidjo (1919), Syair Rempah-Rempah (1919), dan Rasa Merdeka (1924). Karangan mas Marco Martodikromo ini oleh pemerintah Hindia Belanda dikategorikan sebagai “bacaan liar”, karena berisi hasutanhasutan untuk memberontak;
  4. Edward Douwes Dekker, seorang pengarang bangsa Belanda yang menggunakan nama samaran Multatuli menerbitkan karya sastranya yang berjudul “Max Havelaar”. Buku tersebut menggambarkan penderitaan masyarakat pribumi di bawah kekuasaan pemerintahan penjajah Belanda. Tulisan tersebut dibuat berdasarkan pengalamannya saat bertugas di Indonesia, sebagai asisten residen Lebak, Banten tahun 1856; e) Pada tahun 1908 pemerintah Hindia Belanda mendirikan “commissie voor de Inlandsche school de volkslectuur” atau Komisi Bacaan Rakyat atau Balai Pustaka yang bertugas memeriksa dan mencetak naskah-naskah cerita rakyat yang ditulis dalam bahasa daerah. Perkembangan berikutnya komisi tersebut juga menerbitkan kisah kepahlawanan orang-orang Belanda dan cerita-cerita kuno Eropa;
  5. Pada tahun 1914, Balai Pustaka menerbitkan roman pertama dalam bahasa Sunda berjudul: “Beruang ka nu Ngarora” artinya Racun Bagi Kaum Muda pengarangnya D.K. Ardiwinata;
  6. Pada tahun 1918, Balai Pustaka menerbitkan karya saduran Merari Siregar yang berjudul cerita Si Jamin dan si Johan, disadur dari karya J. Van Maurik. Selain itu Merari Siregar juga mengarang buku roman “Azab dan Sengsara”, merupakan roman pertama berbahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka pada tahun 1920. Roman tersebut mengkritisi adat kawin paksa yang berlangsung pada masa itu;
  7. Pada tahun-tahun berikutnya muncul beberapa roman yang menyoroti tema kawin paksa, yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, antara lain:
• Siti Nurbaya, karangan Marah Rusli (1922);
• Muda Teruna, karangan Muhammad Kasim (1922);
• Karam Dalam Gelombang Percintaan, karya Kedjora (1926);
• Pertemuan, karya Abas Sutan Pamuntjak (1928);
• Tjinta Membawa Maut, karya Abdul Ager dan Nursiah Iskandar (1926);
• Darah Muda, karya Adi Negoro (1927);
• Asmara Djaja, karya Adi Negoro (1928);
• Salah Asuhan, karya Abdul Muis (1928).

5) Perkembangan seni pertunjukan pada Masa Penjajahan

Pada masa penjajahan Belanda perkembangan seni pertunjukan, khususnya seni drama modern diawali dengan adanya kelompok teater keliling “Teater Bangsawan” pada tahun 1870 yang berasal dari Penang, Malaysia. Saat mengadakan pentas di Jakarta rombongan tersebut bubar dan semua peralatannya dibeli oleh Jaafar yang kemudian membentuk rombongan baru yang dinamainya” Stamboel “. Di Deli, Sumatra utara telah berdiri teater Indera Ratoe Opera. Beberapa perkumpulan seni pertunjukan yang muncul di era penjajahan Belanda, antara lain:
  1. Di Surabaya muncul perkumpulan teater bernama Komedi Stamboel yang didirikan oleh August Mehieu, seorang peranakan indo – Perancis, dan didukung dana oleh Yap Goam Tay dan Cassim, bekas pemain teater Indera Bangsawan;
  2. Di lingkungan masyarakat keturunan Cina pada tahun 1908 mendirikan “Opera Derma” atau “Tjoe Tee Hie”, kemudian tahun 1911 muncul perkumpulan teater “Tjia Im”, “Kim Ban Lian”, Tjin Ban Lian” yang kemudian muncul kelompok teater paling terkenal adalah “Orion” atau “Miss Riboet’s Orion” dengan bintang panggungnya yang bernama Miss Riboet;
  3. Di Surabaya pada tanggal 21 Juni 1926, Willy Klimanoff, seorang Rusia kelahiran Surabaya mendirikan rombongan sandiwara keliling “Dardanella” yang sangat terkenal. Teater tersebut didukung bintang panggung Tan Tjeng Bok (kemudian menjadi bintang film terkenal) dan berhasil mengadakan pertunjukan keliling ke Cina, Burma, dan Eropa, kemudian bubar;
  4. Perdro dan Dja, bekas anggota Dardanella mendirikan kelompok “Bolero”;
  5. Fifi Young dan Nyoo Cheong, juga bekas anggota Dardanella mendirikan rombongan baru yang dinamainya “Fifi Young’s Pagoda” pada tahun 1936;
  6. Pada masa penjajahan Jepang, tahun 1942 muncul teater Bintang Surabaya yang dipimpin oleh Fred Young dengan anggota para bekas bintang-bintang Dardanella, yakni Tan Tjeng Bok, Astaman, Dahlia, Ali Yogo, dan Fifi Young;
  7. Pada tahun 1943, bermunculan rombonganrombongan teater, seperti Dewi Mada pimpinan Ferry Kok dan isterinya Dewi Mada, teater Warna Sari pimpinan Dasaad Muchsin, dan teater Irama Masa pimpinan Ali Yogo. Semua teater tersebut menggunakan bahasa Indonesia;
  8. Berikutnya muncul teater-teater baru yang menggunakan bahasa daerah, antara lain Teater Miss Tjitjih pimpinan Abubakar Bafakih yang menggunakan bahasa Sunda, Sandiwara Wargo pimpinan Suripto menggunakan bahasa Jawa, dan seorang tokoh teater bernama Tio Jr membentuk teater Miss Riboet di Solo.
Demikian warga belajar--sekalian tentang Perkembangan seni sastra pada masa penjajahan di Indonesia, semoga bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan kalian, terimakasih.

Source: Indriyawati, E. 2009. Antropologi 1 : Untuk Kelas XII SMA dan MA. Pusat Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Kamis, 18 Desember 2014

SENI PERTUNJUKAN DI INDONESIA

Warga belajar--sekalian, dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang lalu kita telah membahas tentang Drama sebagai salah satu seni pertunjukan, tentunya kita perlu memahami dan mendalami apa yang dimaksud dengan seni pertunjukan tersebut?. Seni pertunjukan, dalam Bahasa Inggris "performance art" adalah karya yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton.

Dalam seni pertunjukan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni mainstream seperti teater, tari, musik, dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan istilah seni pertunjukan (performing art). Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa.

Jenis seni pertunjukan, antara lain :
1. Seni akrobat,
2. Komedi/lawak
3. Tari (sendra tari)
4. Pentas Musik
5. Opera, yaitu sebuah bentuk seni, dari pentasan panggung dramatis sampai pentasan musik.
6. Teater
7. Film dan lain-lain.

Di Indonesia ada beberapa bentuk seni pertunjukan yang bersumber dari seni pertunjukan daerah-daerah yang tersebar di seluruh Indonesia.  Contoh seni pertunjukan yang disebut juga pertunjukan tradisional atau teater tradisi itu seperti di bawah ini :

1. Mamanda
Mamanda adalah seni pertunjukan rakyat yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan. Mamanda yang sekarang di sebut teater Mamanda berasal dari kesenian rakyat yang jaman dahulu sering dimainkan dari kampung - kekampung di daerah Kalimantan Selatan ini. Mamanda beranda berasal dari kata "Maman" dan "nda"  (paman dan aku). Dibanding dengan seni pementasan yang lain, Mamanda lebih mirip dengan Lenong dari segi hubungan yang terjalin antara pemain dengan penonton. Interaksi ini membuat penonton menjadi aktif menyampaikan komentar-komentar lucu yang disinyalir dapat membuat suasana jadi lebih hidup. Bedanya, Kesenian lenong kini lebih mengikuti zaman ketimbang Mamanda yang monoton pada alur cerita kerajaan. Sebab pada kesenian Mamanda tokoh-tokoh yang dimainkan adalah tokoh baku seperti Raja, Perdana Menteri, Mangkubumi, Wazir, Panglima Perang, Harapan Pertama, Harapan kedua, Khadam (Badut/ajudan), Permaisuri dan Sandut (Putri).  Tokoh-tokoh ini wajib ada dalam setiap Pementasan. Agar tidak ketinggalan, tokoh-tokoh Mamanda sering pula ditambah dengan tokoh-tokoh lain seperti Raja dari Negeri Seberang, Perompak, Jin, Kompeni dan tokoh-tokoh tambahan lain guna memperkaya cerita. Contoh Naskah Mamanda.

2. Tembang Cianjuran
Tembang Cianjuran yang berasal dari Cianjur ini dahulunya bernama kesenian mamaos. Dinamakan tembang Sunda Cianjuran sejak tahun 1930-an dan dikukuhkan tahun 1962 ketika diadakan Musyawarah Tembang se-Pasundan di Bandung. Seni Mamaos merupakan seni vokal Sunda dengan alat musik kacapi indung, kacapi rincik, suling, dan atau rebab.

Pada awalnya, Cianjuran merupakan revitalisasi dari seni Pantun. Kacapi dan teknik memainkannya masih jelas dari seni Pantun. Begitu pula lagu-lagunya hampir semuanya dari sajian seni Pantun. Rumpaka lagunya pun mengambil dari cerita Pantun Mundinglaya Dikusumah.

3. Wayang
Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.

4. Dramatari Calonarang
Pertunjukan yang berasal dari Bali ini merupakan tari yang menampilkan tokoh Barong (melambangkan kekuatan baik atau magi putih dan Rangda (kekuatan tidak baik atau magi hitam). Tari ini bertujuan untuk memulihkan kembali keseimbangan antara dua kekuatan yang berbeda agar seluruh desa mendapatkan ketentraman.

Pertunjukan yang dibawakan hingga malan hari ini banyak mengundang minat wisatawan khususnya wisatawan asing. Selain karena ceritanya yang mengandung unsur-unsur magis, pertunjukan ini dikemas dalam setting yang apik dan dilakukan di pura (tempat suci bagi umat Hindu).

5. Reog Ponorogo
Reog Ponorogo merupakan bentuk teater populer dalam kelompok drama tari yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. pertunjukan ini sering ditampilkan dalam berbagai acara penting, sepertin pernikahan, khitanan, dan peringatan hari-hari penting lainnya.

Reog Ponorogo merupakan upacara meminta perlindungan pada kekuatan gaib setempat. Singa dan merak yang banyak terdapat di hutan-hutan ponorogo, dianggap sebagai penjelmaan kekuatan tersebut. Menurut cerita, semakin lama unsur binatang semakin terpisah dan upacara, dan pada abad ke-14 berubah menjadi satu bentuk hiburan untum memperingati peristiwa kepahlawanan.

Demikian seni pertunjukan di Indonesia, semoga dapat dijadikan tambahan pengetahuan untuk warga belajar sekalian, terimakasih.

Sumber: disarikan dan dikembangkaan dari Buku Modul Sosiologi Antropologi Paket C Setara SMA tahun 2010

Rabu, 19 November 2014

MEMPELAJARI BENTUK-BENTUK PUISI BARU DALAM SASTRA INDONESIA

Warga belajar--sekalian, dalam pembelajaran berikut ini kita akan mencoba mempelajari tentang bentuk-bentuk Puisi baru yang ada dalam khasanah sastra di Indonesia. Pada pembahasan yang lalu kita sudah mengenal apa saja yang dimaksud dengan puisi lama, puisi baru tidak sama dengan puisi lama. Isi bentuk, irama, dan bentuk persajakan yang terdapat dalam puisi lama agak berbeda karena sudah mengalami beberapa perubahan pada puisi baru. Bila dalam puisi lama, irama diucapkan secara tetap atau teratur dua kata-dua kata sekali ucap, maka di dalam puisi baru, irama diucapkan sealun dan selaras dengan perasaan dan jalan pikiran pengarangnya. Isinya pun digambarkan dalam bahasa yang dinamis, bebas dan lincah.

Berdasarkan jumlah baris dalam kalimat pada setiap baitnya, puisi baru dibagi dalam beberapa bentuk puisi, yaitu :
  1. Sajak dua seuntai atau distikon
  2. Sajak tiga seuntai atau tarzina
  3. Sajak empat seuntai atau quatrin
  4. Sajak lima seuntai atau quit
  5. Sajak enam seuntai atau sektet
  6. Sajak tujuh seuntai atau septina
  7. Sajak delapan seuntai atau oktava atau stanza
  8. Sajak empat belas seuntai atau Soneta. (sebagai pelengkap dan pengembangan selanjutnya).
Jika kita perhatikan dalam puisi baru selain dibagi berdasarkan jumlah baris yang terkandung dalam tiap-tiap baitnya, juga dibagi berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya. Bentuk-bentuk puisi yang dibagi berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut:
  1. Ode, yaitu sajak berisikan tntang puji-pujian pada seseorang, bangsa atau sesuatu yang dianggap mulia.
  2. Himne, yaitu puisi atau sajak pujian kepada Tuhan yang Mahakuasa. Himne disebut sajak Ketuhanan.
  3. Elegi, yaitu puisi atau sajak duka nestapa.
  4. Epigram, yaitu puisi atau sajak yang mengandung bisikan hidup yang baik dan benar, mengandung ajaran nasihat dan pendidikan agama
  5. Satire, yaitu sajak atau puisi yang mengecam, mengejek, menyindir dengan kasar (sarkasme) kepincangan sosial atau ketidak adilan yang terjadi dalam masyarakat.
  6. Romance, yaitu sajak atau puisi yang berisikan cerita tentang cinta kasih, baik cinta kasih kepada lawan jenis, bangsa dan negara, kedamaian. dan sebagainya.
  7. Balada, yaitu puisi atau sajak yang berbentuk cerita.
Warga belajar sekalian---Selain bentuk-bentuk puisi seperti disebutkan di atas, pada puisi baru juga terdapat satu bentuk puisi yang lain, yaitu soneta. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai puisi baru.

1. Distikon (Distichon)
Distikon atau Distichon adalah sajak yang terdiri dari dua baris kalimat dalam setiap baitnya. Distokon bersajak a-a
contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal

Berkali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)

2. Tarzina (Terzina)
Tarzina atau sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri atas tiga buah kalimat. Tarzina dapat bersajak a-a-a; a-a-b; a-b-c; atau a-b-b.
Contoh:
Kadang-kadang au benci
    Bahkan sampai aku maki
       ......diriku sendir
seperti aku
    menjadi seteru
       ...... diriku sendiri
Waktu itu
   Aku .....
       seperti seorang lain dari diriku
Aku tak puas
    sebab itu aku menjadi buas
        menjadi buas dan panas
              (Or. Mandank)

3. Kuatrin (Quatrain)
Kuatrin atau Quatrain adalah sajak empat seuntai yang setiap baitnya terdiri atas empat buah kalimat. Kuatrin bersajak a-b-a-b, a-a-a-a, atau a-a-b-b

MENDATANG-DATANG JUA
Mendatang-datang jua
Kenangan lama lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau

Membayang rupa jua
adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
               (A.M. Daeng Myala)

4. Kuint (Quint)
Kuint adalah sajak atau puisi yang terdiri atas lima baris kalimat dalam setiap baitnya. Kuint berjasak a-a-a-a-a.
Contoh:

HANYA KEPADA TUHAN
Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya dapat saya katakan
kepada Tuan
Yang pernah merasakan

     Satu-satu kegelisahan
     Yang saya rasakan
     Hanya dapat saya kisahkan
     kepada Tuan
     Yang pernah di resh gelisahkan

satu-satu desiran
yang saya dengarkan
Hanya dapat saya syarikan
kepada Tuan
Yang pernah mendengarkan desiran

     Satu-satu kenyataan
     Yang saya didustakan
     Hanya dapat saya nyatakan
     kepada Tuan
     yang enggan merasakan
              (Or. Madank)

5. Sektet (Sextet)
Sektet adala sajak atau puisi enam seuntai, artinya terdiri atas enam bauh kalimat dalam setiap baitnya. Sektet mempunyai persajakan yang tidak beraturan. Dalam sektet, pengarangnya bebas menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.
Contoh:

MERINDUKAN BAGIA
Jika hari'lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Alam seperti dalam samadhi
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terbatas
Menangis hari diiris sedih
              (Ipih)

6. Septina
Septina adalah sajak tujuh seuntai yang setiap baitnya terdiri atas tujuh buah kalimat. Sama halnya dengan sektet, persajakan septina tidak berurutan.

API UNGGUN
Diam tenang kami memandang
Api unggun menyala riang
Menjilat meloncat menari riang
Berkilat-kilat bersinar terang
Nyala api nampak curai
Hanya satu cita dicapai
Alam nan tinggi, sunyi, sepi
             (Intojo).
  
7. Stanza
Stanza adalah sajak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan buah kalimat. Stanza disebut juga oktava. Persajakan stanza atau oktava tidak berurutan.
Contoh:

PERTANYAAN ANAK KECIL
Hai kayu-kayu dan daun-daun!
Mengapakah kamu bersenang-senang?
Tertawa-tawa bersuka-sukaan?
Oleh angin dan tenang, serang?
Adakah angin tertawa dengan kami?
Bercerita bagus menyenangkan kami?
Aku tidak mengerti kesukaan kamu!
Mengapa kamu tertawa-tawa

    Hai kumbang bernyanyi-nyanyi!
    Apakah yang kamu nyanyi-nyanyikan?
    Bunga-bungaan kau penuhkan bunyi!
    Apakah yang kamu bunyi-bunyikan?
    Bungakah itu atau madukah?
    Apakah? Mengapakah? Bagaimanakah?
    Mengapakan kamu tertawa-tawa?
        (Mr. Dajoh)


8. Soneta
Perkataan Soneta berasal dari kata Sonetto dalam bahasa Italia yang berbentuk dari kata latin Sono yang berarti 'bunyi' atau 'suara', Adapun syarat-syarat soneta (bentuknya yang asli) adalah sebagai berikut.
a. Jumlah baris ada 14 buah
b. Keempat belas baris terdiri atas 2 buah kuatrain dan 2 buah terzina. Jadi pembagian bait itu: 2X4 dan 2X3
c. Kedua buah kuatrain merupakan kesatuan yang disebut stanza atau octav
d. Kedua buah Terzina merupakan kesatuan, disebut Sextet.
e. Octav berisi lukisan alam; jadi sifatnya objektif
f. Sextet berisi curahan, jawaban, atau kesimpulan sesuatu yang dilukiskan dalam Octav; jadi sifatnya subjektif.
g. Peralihan dari Octav ke Sextet disebut Volta.
h. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 dan 14 suku kata.
i. Rumusan dan sajak a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.

Tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan dunia kesusastraan yang berubah sesuai dengan jamannya, para pujangga tidak mengikuti syarat-syarat di atas. Pembagian atas bait-bait, rumusan sajak serta hubungan isinya pun mengalami perubahan. Yang tetap dipatuhinya hanyalah jumlah baris yang 14 buah itu saja. Bahkan acapkali jumlah yang 14 baris dirasa tidak cukup oleh pengarang untuk mencurahkan angan-angannya. Itulah sebabnya lalu ditambah beberapa baris menurut kehendak pengarang. Tambahan itu disebut Cauda yang berarti ekor. Karena itu, kini kita temukan beberapa kemungkinan strukutur dan bagan. Soneta Shakespeare, misalnya mempunyai bagan sendiri mengenai soneta-soneta gubahannya, yakni:
a. Pembagian baitnya    : 3 X 4 dan 1 X 2
b. Sajaknya                      : a-b-a-b, c-d-c-d, e-f-e-f, g-g

Demikian pula pujangga lain, termasuk pujangga soneta Indonesia mempunyai cara pembagian bait serta rumus-rumus sajaknya sendiri.
Contoh:

GEMBALA
Perasaan siapa ta'kan nyala       (a)
Melihat anak berlagu dendang    (b)
Seorang saja ditengah padang   (b)
Tiada berbaju buka kepala           (a)

Beginilah nasib anak gembala                (a)
Berteduh di bawah kayu nan ridang        (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang ke rumah di senja kala                 (a)

Jauh sedikit sesayup sampai           (a)
Terdengar olehku bunyi serunai        (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)

Wahai gembala di segara hijua                         (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kebau    (c)
Maulah aku menurutkan dikau                           (c)
                               (Muhammad Yamin, SH).

Demikianlah warga belajar sekalian tentang bentuk-bentuk puisi baru yang ada dalam kesusastraan puisi Indonesia pada umumnya, semoga bermanfaat dan dapat dipahami sebagai tambahan pengetahuan buat kalian semua. terimakasih.


Sumber : Bahan belajar / Modul Bahasa dan Sastra Indonesia Kejar kesetaraan paket C 2010

Senin, 27 Oktober 2014

PENGERTIAN CERITA PENDEK / CERPEN

Warga belajar dan siswa--sekalian-- berikut ini kita akan mencoba mengenal dan membahas tentang salah satu karya sastra yaitu cerpen. Cerpen atau cerita pendek adalah sebuah karya sastra/ susastra yang memiliki pengisahan yang terbatas. Cerpen miliki unsur-unsur yang sama dengan novel, drama, atau roman, terutama tema, sudut pandang, pesan, penokohan, dan plot. Cerpen dibedakan dengan novel atau roman. Perbedaannya adalah cerpen hanya mengisahkan satu sisi dari kehidupan manusia. Pelaku (lakon) dalam cerpen tidak dikisahkan seluruhnya. Dengan demikian, cerpen akan lebih pendek dibandingkan dengan novel atau roman.

Kita mengenal ada beberapa bentuk cerpen dari segi penulisannya, antara lain, cerpen romantis, cerpen cinta, cerpen sosial, cerpen humor, cerpen misteri, cerpen legenda dan lain sebagainya.

Unsur-unsur dalam cerpen ada yang bersifat intrinsik dan ada pula yang bersifat ekstrinsik. Secara intrinsik, cerpen dibentuk oleh alur, penokohan, pesan, tema, sudut pandang, dan konflik. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya sastra cerpen itu, termasuk di dalamnya latar belakang penulis, tempat penulisan cerpen, serta suasana (kondisi) ketika cerpen tersebut dibuat.

Untuk lebih memahami apa yang dimaksud cerpen tersebut silakan warga belajar membaca dan menyimak contoh cerpen di bawah ini :

ANTARA CINTA DAN SAHABAT
Cerpen: Eka Otavia.

Hidup akan indah bila kita masih memiliki seseorang yang kita sayangi, seperti via, via masih memiliki orang tua yang sayang dengannya dan saudara laki-lakinya yang sangat menggemaskan yang masih kelas 4 SD. Serta tak luput mempunyai seorang sahabat yang baik yang selalu bersama ketika dia duka, lara pun senang. Via mempunyai sahabat dia bernama Mia dan Rahma. Kemana-mana kami selalu bersama seperti layaknya besi dan magnet yang sulit dipisahkan. Mereka pertama kenal ketika pertama MOS dan memulai sekolah di SMA, Ketika itu Rahma duduk sendirian dan tak sengaja Via menghampirinya dan berkenalan. Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama datanglah seorang anak perempuan cantik putih bertahi lalat di bawah bibir yang tipis. Tahi lalatnya itu membuat wajahnya menjadi manis dan disegani oleh kaum Adam.

“Hai…. Rahma dah lama nunggunya yah???” kata perempuan itu

“Ea… lama banget, kamu dari mana saja???? kata Rahma

“Maaf yach aku berangkatnya siang, soalnya bangunnya kesiangan… hehehe” jawab Perempuan yang berbicara dengan Rahma sambil tersenyum.

“Oa,untungnya ada Via yang menemani aku di sini, Mi kenalin ini Via teman sekelas kita juga lho. Oya vi kenalin ini teman satu bangku aku namanya Mia” kata Rahma sambil memperkenalkan temannya.

“Kenalin aku Via, aku duduknya di samping tembok dekat pintu sama Ovie” kata Via memperkenalkan dirinya kepada Mia.

“Aku Mia, low boleh tau lo tinggalnya dimana”?? Tanya Mia kepada Via.

“Aku aslinya Banjarharjo, tapi di sini aku ngekost” jawab Via.

“Kapan-kapan kita main ke kostnya Via, Gimana,?? Rahma lo juga ikut yach”?? Mia melontarkan pertanyaan kepada Rahma.

“Itu ide yang bagus kita selalu kumpul-kumpul bareng di kosannya Via, Gimana kalau kita buat genk saja?” usul Rahma.

“Aku setuju dengan pendapatmu. Nanti kita buat kaos yang sama, tapi dipikir-pikir nama genk nya apa yach”?? Mia menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal karena begitu bingungnya.

“Tapi maaf teman-teman bukannya gw menolak, tapi aku bener-bener gak setuju dengan pendapat kalian, aku ingin bersahabat dengan kalian. Tapi aku gak suka buat genk-genk seperti itu, takutnya kalau kita buat genk, banyak teman-teman yang benci dan iri.” jelas Via.

“Yah Vi, tapi……….”

Sebelum Mia melanjutkan pembicaraannya bel sekolah pun berbunyi tanda peserta MOS kumpul di halaman sekolah untuk diberikan arahan dan himbauan dari kepala sekolah.

Sungguh ribet dan susah kembali menjadi peserta MOS harus menggunakan kostum planet yang sungguh menyebalkan itu seperti pake kaos kaki yang berbeda,tasnya menggunakan kantong kresek,rambutnya di ikat lebih dari 10 buah,sungguh membosankan dan menyebalkan ketika dimoment-moment MOS seperti ini.

Setelah kumpul di lapangan Rahma dan Mia senyum-senyum sendiri, dan aku bingung kenapa mereka senyum-senyum tanpa sebab. Adakah sumbernya kenapa mereka senyum-senyum sendiri. Setelah aku perhatikan ternyata mereka tersenyum ketika melihat kakak Osis. Dan kemudian aku bertanya kepada Rahma,”Rah, kamu dan Mia senyum kenapa??” Tanya Via dengan penasaran.

“Asal kamu tau aja ya Vi, aku dan Mia itu ngefans banget sama anak kelas X-2 itu, terus gw jatuh cinta sama cowok itu katanya sih namanya Dana”. jawab Rahma.

“Yang mana?” Tanyaku lagi.

“Itu yang paling cakep sendiri, Oa aku juga ngefens banget ama kakak OSIS jangan bilang sama Mia yach kalo aku ngasih tau ke kamu, aku itu ngefans banget sama Ka’ Zaenal sedangkan Mia ngefens sama ka’ Adit”. jelas Rahma.

“okey, tenang saja Rahma gw pasti gw bisa jaga rahasia ini kok, dijamin gak bakal bocor dech…….” kataku.

“Aku percaya kok sama kamu….. halah kaya ember saja bocor… . hehehehe”. Rahma sambil ketawa

Ketika asyik berbicara ternyata banyak pengarahan yang diberikan oleh kepala sekolah, sungguh menyesal sekali ku ini tidak mendengarkannya. Padahal banyak manfaatnya bagi kita khususnya bagi pelajar. Setelah beberapa lama kemudian peserta MOS di bubarkan.

Via sedang berfikir sepertinya enak sekali rasanya ketika menjadi anak SMA. Sama seperti yang Via rasakan saat ini Via ingin cepat-cepat menggunakan baju putih abu-abu dan agar cepat diresmikan menjadi murid SMA, rasanya lama sekali menunggunya waktu seperti itu. Apalagi, rumahnya sangat jauh dari sekolah sungguh enaknya jauh dari orang tua dan bebas untuk pergi-pergi kemanapun yang kita inginkan bersama teman-teman barunya. Tapi Via harus bisa mengendalikan diri dari pergaulan di zaman edan seperti ini, kalau kita mengikutinya maka kita akan masuk ke dalam jurang neraka yang isinya orang-orang berdosa.

Kicauan burung menari-nari di angkasa, Sungguh indah bila ketika memandangnya. Embun pagi menyejukan hati Semerbak wangi mawar membuat segar perasaan kita. Indahya alam ciptaan tuhan yang maha esa, Tak ada yang bisa menandinginya,Karena tuhan adalah sang kholik pencipta alam semesta.

Ricuhan murid-murid SMA bagaikan burung-burung yang sedang menyanyi-nyanyi. Murid-murid mulai berdatangan menuju sekolah untuk menuntut ilmu, walaupun ada yang niat sekolah hanya ingin mendapatkan uang jajan dan ingin memiliki banyak teman. Murid-murid berdatangan ada yang naik motor, sepeda, naik bus mini, angkot, diantar orang tuanya menggunakan mobil, adapun jalan kaki.
Bel sekolah pun berbunyi sebagai tanda waktu pelajaran dimulai. Murid-murid dengan tenang belajar di sekolah. Hening sepi keadaan di sekolah bagaikan tak berhunikan makluk, Seperti di hutan sepi sunyi.

Bel istirahat pun berbunyi, murid-murid bagaikan pasukan burung yang keluar dari sangkarnya menuju kantin gaul bu ijah. Perut mereka terjadi perang dunia ketiga mereka berebut makanan dan cepat-cepat mendahulukan mengambil makanan.

Aku tak nafsu untuk pergi ke kantin dan aku beranikan diri pergi ke perpustakaan.Setelah lamanya aku diperpustakaan datanglah seorang cowok ganteng yang diidam-idamakan oleh Rahma sahabatku sendiri.

“Hai…….vi kok sendirian saja disini.” kata cowok itu yang bernama Dana.

“Yah…. teman-teman aku lagi ke kantin, padahal aku diajak kekantin sama mereka, tapi aku pengennya pergi ke perpustakaan……. hehehe” kataku pada Dana.

“Oa…… kamu les di Prima Eta yach??” Tanya Dana.

“Eah…..kok kamu tau sich…” jawabku.

“Kan aku juga les disitu,terus gw juga sering merhatikan kamu lho!!” kata Dana.

“Memang kamu kelas X apa?, kok gw gak pernah lihat kamu?”

“Ruang X-B. oa,kamu ruang X-A ya?”

“yapz……….”

Aku tak ingin dekat-dekat dengan Dana, Tapi aku juga punya perasaan sama Dana aku bingung kalau aku berdekatan sama Dana nanti Rahma cemburu. Kemudian ku pamit sama Dana.

“Dan aku mau ke kelas dulu” kataku pada Dana.

“Owg…..eah Vi silahkan”

Kemudian aku menuju ke kelas, sebelum masuk ke kelas, di jalan aku ketemu Rahma. Aku menyapa Rahma dengan senyuman. Tapi apa yang Rahma kasih padaku, Rahma bersikap sinis. Aku bingung kenapa Rahma bersikap seperti ini kepadaku, Kemudian aku mencari Mia. Aku ingin menanyakan kepada Mia. Tentang sikap Rahma kepadaku. Setelah kutemukan Mia, ku langsung menanyakan kepada Mia.

“Mi,aku boleh nanya sesuatu kepadamu gak?” tak sengaja air mataku membanjiri wajahku yang lembut ini.

“Nanya tentang apa?”

“Tadi aku ketemu Rahma, aku nyapa dia, Tapi dia cuek, malah dia bersikap sinis kepadaku, Apa salahku Mi”.

“Apa benar tadi kamu janjian sama Dana di perpustakaan, kok kamu bisa ngehianatin sahabat sendiri sich”.

“Mi, tadi itu, aku gak sengaja ketemu Dana di perpustakaan, sumpah aku sebelumnya gak janjian, tolong bantuin aku, untuk jelasin ke Rahma Mi.”Aku memohon ke Mia agar dia bisa bantuin aku untuk jelasin ke Rahma.

“yach udah….gimana kalau pulang sekolah gw temuin kalian berdua”

“Terserah kamu Mi, yang penting Rahma tidak salah paham sama gw”

Kemudian setelah pulang gw nungguin Mia dan Rahma di kantin gaul,setelah beberapa lama aku nungguin munculah mereka dari balik kelas.setelah aku melihat Rahma.Aku langsung peluk Rahma dan aku teteskan air mataku.kemudian aku memohon-mohon agar Rahma mempercayai penjelasin yang diberikan oleh aku padanya.

“Rah, plis dengar penjelasan aku, aku gak ada hubungan apa-apa sama Dana, mana mungkin aku ngehianatin sahabat sendiri.”

“terus kenapa tadi kalian berdua ketemuan di perpustakaan.” Tanya Rahma.

“Aku gak sengaja ketemu di perpustakaan Rah, kalau kamu masih gak percaya, gimana kalau kamu nanya langsung sama Dananya?”

“owg………..yach dech aku sekarang percaya kok sama kamu, masa aku percaya sama orang lain daripada sahabat sendiri, maafin aku juga yach Vi,,”.

“Memangnya tadi siapa yang bilang sama kamu”.

“Sudah, gak usah dibahas, gak penting”.

Aku bingung kenapa Rahma langsung maafin aku, padahal aku baru sebentar jelasin kapada Rahma. leganya perasaanku ini.

“Makasih Rah”.

Kemudian kami pun saling berpelukan rasanya senang banget ketika kami baikan kembali. Setelah pulang sekolah, Aku seperti biasa membuka kembali buku pelajaran. Setelah ku membuka buku, tak sengaja ku temukan secarik kertas yang beramplop. Ku buka perlahan-lahan, tapi kenapa jantungku ikut berdetak lebih kencang. Kubaca perlahan-lahan.

    Dear Via….

Izinkan aku untuk berkata jujur padamu, Sebelumnya ku minta maaf kalau aku sudah lancang mengirim surat ini. Aku sadar, aku bukan apa-apanya kamu. Aku juga tak pantas memilikimu. Tapi semakin ku pendam perasaan itu, semakin sesak rasanya dadaku ini kalau tak segera ditumpahkan.

Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Tapi tiap kali aku ingin melepaskan diri darimu, Tapi tiap kali itu aku ingin semakin kuat untuk memelukmu. Dan aku merasa heran mengapa perasaan ini hanya terjadi padamu, mengapa tak tumbuh pada gasdis-gadis yang lain, Bagi anak-anak lain mungkin menilainya, Mereka lebih cantik darimu?

Tetapi ini perasaanku, Aku justru suka padamu tak hanya karena kecantikanmu, Tapi juga karena innerbeauty mu sungguh menarik bagiku. Aku tak ragu lagi memilih gadis semacam kamu. Kamu ini memang tak ada duanya di dunia ini. Sudah beberapa lama ku pendam perasaan ini tapi baru kali ini ku beranikan diri utuk menyatakan kalau aku “CINTA dan SAYANG”sama kamu. Maafkan aku kalau aku tak gentel seperti anak laki-laki lain yang mengutarakan langsung di depan wajah dan bertemu langsung empat mata.

Tapi kalau kau mau agar aku langsung mengutarakannya aku akan mencoba, besok kita ketemu pulang sekolah di kelas X-9.

    Orang yang mencintaimu
    Adytia Pradana Putra


Aku bingung, Aku tak tau harus berbuat apa. Aku bingung memilih salah satu ini CINTA atau SAHABAT. Kata-kata itu selalu menggoyang-goyang pikiranku. Aku punya persaan sama Dana dan aku juga gak mau menyakiti perasaan sahabatku. Kenapa bisa terjadi pada aku, kenapa tidak Mia??? Bukanya aku iri pada Mia, tapi karena perasaan bingung ini jadinya aku tak sadar menyalahkan Mia.... ya tuhan tolonglah diriku ini, aku harus berbuat apa?.

Kemudian aku berfikir, aku sudah janji hidup dan matiku akan ku pertaruhkan demi sahabatku yang ku sayang. Aku relakan Dana untuk sahabatku Rahma. Aku tak ingn melihat sahabatku sedih.
Aku sudah punya keputusan, aku gak akan terima Dana jadi pacarku, Tapi aku akan bersujud di depan Dana dan bermohon-mohon agar Dana mau jadi pacarnya Rahma.

* * * * * * sekian * * * * * * * *

Sumber cerpen : 

CONTOH PUISI LAMA YANG BERPENGARUH PADA PENULISAN PUISI MODERN

Warga belajar-- sekalian-- Dalam materi pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, kita mengenal yang disebut dengan Puisi, baik itu puisi lama maupun puisi modern. Puisi modern yang ada sekarang ini, perkembangan  tidak terlepas dari keberadaan puisi lama, bahkan banyak puisi modern yang dipengaruhi oleh penulisan Puisi lama.

Secara umum puisi lama adalah puisi yang terikat oleh syarat-syarat seperti jumlah larik dalam setiap bait, jumlah  suku kata dalam setiap larik, pola rima, serta muatan setiap bait.

Yang termasuk puisi lama ini adalah :
- Bidal
- Gazal
- Gurindam
- Mantra
- Masnawi
- Nazam
- Kith'ah
- Rubai
- Pantun
- Seloka
- Syair
- Talibun
- Teromba

Adapun jenis puisi lama yang masih sangat banyak memengaruhi penulisan puisi modern adalah pantun, syair dan Mantra.

Berikut ini adalah contohnya:


1. Pantun

Tanam melati di rumah-rumah
Ubur-ubur sampingan dua
Kalau mati kita bersama
satu kubur kita berdua

Ubur-ubur sampingan dua
Tanam melati bersusun bangkai
Satu kubur kita berdua
Kalau boleh bersusun bangkai

2. Syair

Bismillah itu dmulia dikata
Limpah rahmat terang cuaca
Berkat Mohammad penghulu kita
Ialah penghulu alam semesta

Al rahman itu sifat yang sani
Maknya murah amat mengasihani
Kepada Muimin hati nurani
Di situlah tempat mengasihani



Al rahim itu pengasihan kita
Kepada Allah puji semata
Itulah Tuhan yang amat nyata
Memberi hambanya berkata-kata

Dengarkan tuan suatu rencana
Dikarang oleh dagang yang hina
Sajaknya janggal banya tak kena
Dari pada akal belum sempurna

3. Mantra

(Manta untuk mengusir anjing galak)

Pulanglah engkau kepada rimba sekampung
Pulanglah engkau kepada rimba yang besar
Pulanglah engkau kepada gunung guntung
Pulanglah engkau kepada sungai yang tiada berhulu,
Pulanglah engkau kepada kolam yang tiada berongga
Pulanglah engkau kepad mata air yang tiada kering
Jikalau kau tiada mau kembali, matilah engkau.

Demikian contoh puisi lama yang banyak berpengaruh pada penulisan puisi modern, semoga dapat dipahami oleh warga belajar sekalian, terimakasih.

Rabu, 22 Oktober 2014

PEMBAGIAN ANGKATAN SASTRA DI INDONESIA MENURUT URUTAN WAKTU

Seni sastra sebagai salah satu cabang seni yang membentuk karya dengan seni sastra, di Indonesia secara urutan waktu, sastra terbagi atas beberapa angkata yaitu :

1. Pujangga Lama
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke 20. Pada masa ini karya sastra di Indonesia didominasi oleh syair, pantun, gurindam, dan hikayat kisah.

2. Sastra Melayu Lama
Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870-1942 yang berkembang di lingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Padang dan daerah Sumatera lainnya". Cina dan masyarakat Indonesia Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat.

3. Angkatan Balai Pustaka
Karya sastra di Indonesia sejak tahun 1920 - 1950, yang dipelopori oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama). dan Puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.Balai pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan porno dan liar yang dihasilkan oleh sasta Melayu Rendah yang waktu itu banyak menyoroti kehidupan Pernyai'an (cabul) dan dianggap memiliki msisi politis (liar). Balai pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu Bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak dan bahsa Madura.

4. Pujangga Baru
Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap hasil karya sastrawan pada masa itu, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaraan kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elistis menjadi "bapak" sastra modern Indonesia.

Pada masa itu, terbit pula majalah "Poedjangga Baroe" yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930-1942), dipelopori oleh Sultan Takdir Alisjahbana dkk. Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu : 1. Kelompok "Seni Untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah dan; 2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sultan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.

5. Angkatan '45
Pengalama hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastra Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik - idealistik.

6. Angkatan 50-an
Angaktan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra kisah asuhan  H.B Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengn cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengna majalah sastra lainnya.

7. Angkatan 66-70 
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Semangat avat-grade sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra, munculnya karya sastra beraliran surrealistik, arus kesadaran, arketip, absurd dll. Pada masa angkatan ini di Indonesia Penerbit Pustakan Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya sastra. Sastrawan pada akhir angkatan yang lalu termasuk juga dalam kelompok ini seperti Motinggo Busye, Pernawan Tjondronegoro, Djamil Djoko Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohammad, Sapardi Djoko Damono dan Styagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk H.B. Jassin.

Beberapa sastrawan pada angkatan ini diantara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer. Akhudiat, Darmanto jatman, Arief Budiman, Guenawan Mohamad, Budi Darma,  Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Islamil dan banyak lagi yang lainnya. 

8. Dasawarsa 80-an
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Majalah Horison mulai hilang, karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.

Beberapa sastrawan yang dapat mewakili Angkatan dekade 80-an ini antara lain adalah : Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Kurniawan Junaidi.

9. Angkatan Reformasi
Seiring pergeseran kekuasaan politik dari tangan Mantan Presiden Soeharto, muncul wacana tentang sastrawan Angkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. Di rubrik sastra Harian Republika, misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku ontologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.

Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatunya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatar belakangi kelahiran karya-karya sastra: puisi, cerpen, dan novel pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutarji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda dan Acep Zamzam Noer, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

10 Satrawan angkatan 2000-an
Setelah wacana tentang lahirnya Sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karena memiliki 'juru bicara', Korrie Layun Rampan pada thaun 2002 melempar wacana tentang lahirnya Sastrawan Angkatan 2000. Sebuah buku tebal tentang Angakta 20000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta, tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseism dan kritikus sestra dimasukan Korrie ke dalam angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, sperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-, seperti Ayu Utami, dan Dorothea Rosa Heliany.

Sumber: Di rangkum dari berbagai sumber !!