Selasa, 03 September 2013

Sapi Ongole

Sapi Ongole
Sapi Ongole adalah hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi Ongole dari India, dan merupakan salah satu sapi potong lokal yang memegang peranan penting dalam penyediaan kebutuhan daging, karena memiliki adaptasi yang tinggi dan masih bisa berproduksi walaupun dalam kondisi pakan yang terbatas. 


Bibit sapi potong Peranakan Ongole merupakan bibit sapi yang memenuhi persyaratan klasifikasi, spesifikasi dan persyaratan mutu bibit yang dibudidayakan untuk bibit dan memiliki daya produksi dan reproduksi yang memenuhi persyaratan.

Pemeliharaan sapi potong selain bertujuan untuk pembibitan juga untuk memasok sapi bakalan untuk usaha penggemukan. Pada saat ini kondisi sapi potong lokal telah mengalami degradasi produksi dan banyak didapatkan performan sapi yang kecil akibat seleksi negatif dan pemotongan betina produksi. 

Apabila kondisi ini dibiarkan, maka tidak tertutup kemungkinan sapi PO akan mengalami kepunahan, oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan produktivitas sapi PO melalui program pemuliaan dan pembibitan yang baik.

Selama ini usaha pembibitan sapi PO masih didominasi oleh peternakan rakyat yang sebagian besar berskala kecil. Namun demikian populasi sapi PO di Indonesia cukup besar dan mempunyai daya adaptasi dan perkembangan yang cukup baik pada kondisi pemeliharaan sapi rakyat. Usaha pembibitan sapi potong lokal kurang diminati karena secara ekonomi kurang menguntungkan.

Untuk itu pembibitan sapi potong lokal di masa mendatang bisa dilakukan dengan memajukan usaha pembibitan sapi rakyat melalui peningkatan kualitas dan kuantitas bibit penghasil bakalan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha pembibitan.

CARA PEMILIHAN BIBIT SAPI PO YANG BAIK
Pemilihan bibit sapi untuk usaha penggemukan sapi potong harus memenuhi persyaratan umum dan khusus.
Persyaratan umum adalah sebagai berikut :

1. Bakalan sapi untuk penggemukan berasal dari sapi lokal ataupun persilangan;

2. Sapi bakalan berumur satu sampai dua tahun, dengan berat 100 - 150 kg untuk sapi lokal dan 250 - 350 kg untuk sapi persilangan;

3. Sapi harus bebas dari penyakit menular seperti penyakit mulut dan kuku, ngorok, rinderpest, brucellosis (keluron), anthrax (radang limpa), dan blue tangue (lidah biru);

4. Selain bebas dari penyakit menular juga bebas dari cacat fisik, yaitu untuk sapi bibit betina harus bebas cacat alat reproduksi, tidak memiliki ambing abnormal dan tidak menunjukkan gejala kemajiran, sedangkan untuk sapi jantan harus bebas dari cacat alat kelamin dan memiliki kualitas dan kuantitas semen yang baik serta tidak mempunyai silsilah keturunan yang cacat secara genetik; 

5. Usaha peternakan sapi potong yang mengadakan kegiatan pembibitan wajib mengikuti petunjuk, pengarah, serta pengawasan dari instansi yang berwenang.
Persyaratan khusus untuk bibit sapi potong harus memenuhi persyaratan kualitatif dan kuantitatif. Persyaratan kualitatif bibit sapi adalah :

1. Warna bulku putih, abu-abu, kipas ekor (bulu cambuk ekor) dan bulu sekitar mata berwarna hitam;
2. Badan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar dan leher pendek;
3. Tanduk pendek
Sedangkan persyaratan kuantitatif bibit sapi PO adalah sebagai berikut :

1. Bibit sapi PO betina
a. Pada sapi berumur 18 s.d. 24 bulan, dengan parameter sebagai beriku :
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 143 cm, sapi kelas II = 137 cm dan sapi kelas III = 135 cm;
#Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 116 cm, bibit sapi kelas II = 113 cm dan bibit sapi kelas III adalah 111 cm;
# Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 123 cm, bibit sapi kelas II adalah 117 cm dan bibit sapi kelas III adalah 115 cm
b. Sapi berumur 24 bulan
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 153 cm, sapi kelas II = 139 cm dan sapi kelas III = 134 cm;
# Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 126 cm, bibit sapi kelas II = 121 cm dan bibit sapi kelas III adalah 119 cm;
# Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 135 cm, bibit sapi kelas II adalah 127 cm dan bibit sapi kelas III adalah 125 cm

2. Sapi bibit PO jantan
c. Pada sapi berumur 18 s.d. 24 bulan, dengan parameter sebagai beriku :
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 151 cm, sapi kelas II = 141 cm dan sapi kelas III = 138 cm;
# Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 127 cm, bibit sapi kelas II = 125 cm dan bibit sapi kelas III adalah 124 cm;
# Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 139 cm, bibit sapi kelas II adalah 133 cm dan bibit sapi kelas III adalah 130 cm
d. Sapi berumur 24 bulan
# Panjang lingkar dada minimum pada bibit sapi kelas I adalah 180 cm, sapi kelas II = 161 cm dan sapi kelas III = 154 cm;
#  Tinggi pundak minimum bibit sapi kelas I adalah 136 cm, bibit sapi kelas II = 131 cm dan bibit sapi kelas III adalah 130 cm;
# Panjang badan minimum bibit sapi kelas I adalah 145 cm, bibit sapi kelas II adalah 138 cm dan bibit sapi kelas III adalah 135 cm.

CARA MENENTUKAN UMUR SAPI PO MELALUI PENGUKURAN LINGKAR DADA, TINGGI PUNDAK DAN PAJANG BADAN
1. Pengukuran umur dilakukan dengan dua cara yaitu berdasarkan catatan kelahiran dan berdasarkan pergantian gigi seri permanen. Cara penentuan umur berdasarkan gigi seri permanen ditunjukkan dengan adanya (a) pergantian gigi seri permanen 1 (satu) pasang dengan istilah Po-el 
1, maka perkiraan umur bibit sapi 1,5 - 2 tahun, (b) pergantian gigi seri permanen 2 (dua) pasang dengan istilah Po-el 2, maka perkiraan umur bibit sapi adalah 2 - 3 tahun dan (c) pergantian gigi seri permanen 3 (tiga) pasang dengan istilah Po-el 3, maka perkiraan umur bibit sapi adalah 3 - 3,5 tahun;

2. Pengukuran lingkar pundak dilakukan dengan cara melingkarkan pita ukur pada bagian dada di belakang bahu yang dinyatakan dengan cm; 

3. Pengukuran tinggi pundak dilakukan dengan mengukur jarak tegak lurus dari tanah sampai dengan pundak gumba di belakang punuk, dinyatakan dalam cm, menggunakan alat ukur yang sudah ditera;

4. Pengukuran panjang badan dilakukan dengan mengukur jarak dari bongkol bahu/scapula sampai ujung panggul (procesus spinus), dinyatakan dalam cm.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar