Untuk mampu tampil menonjol di tengah orang "banyak", Anda perlu memiliki kemampuan dan kemahiran yang khusus. Akan tetapi, dalam proses ini, ada sebuah perangkap tersembunyi yang harus Anda hindari, yaitu kecenderungan untuk membanding-bandingkan hasil tidak puas yang Anda raih dengan keberhasilan orang lain. Sikap membanding-bandingkan seperti ini hanya akan memunculkan rasa iri dan frustrasi.
Ingatlah, bahwa orang-orang yang saat ini lebih berhasil daripada Anda sudah memiliki pengalaman yang jauh lebih panjang daripada pengalaman Anda. Dan ingat pula, Anda bisa jauh lebih baik dari mereka jika Anda telah memiliki pengalaman yang sama. Meskipun demikian, membandingkan hasil tidak memuaskan yang Anda raih dengan keberhasilan orang lain tetap saja bukan hal yang menyenangkan.
Suatu kali, Rabindranath Tagore pernah ditanya, apakah menurutnya Shakespeare adalah dramawan yang lebih baik dari Kalidas. Ia menjawab,” Kenyataannya, tidak ada dua orang yang sama. Saya adalah saya dan Anda adalah Anda. Karena itu, cara kita bekerja dan hasilnya akan selalu berbeda.” Ketimbang membandingkan diri Anda dengan orang lain, hal yang jauh lebih penting untuk Anda lakukan adalah menjaga dan merawat kepribadian unik Anda. Orang yang ingin mengubah dunia, dan menikmati kejayaan, akan selalu berusaha membangun kepribadian khas mereka. Kemajuan peradaban modern kita adalah saksi nyata dari pernyataan tersebut.
Inilah cara bagi Anda untuk membangun kepribadian Anda: jadilah pesaing bagi diri Anda sendiri. Perhatikan, apakah prestasi Anda hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Jika Anda terus-menerus memperbaiki diri dari hari ke hari, setelah beberapa lama, Anda akan menyadari bahwa kemampuan yang Anda miliki saat ini sangat mungkin telah melampaui impian dari Anda sendiri. Anda tentu tahu bahwa untuk memenuhi sebuah teko, tidak ada setetes air pun yang tidak bernilai.
Tidak diragukan lagi bahwa memiliki kemampuan profesional sangatlah penting. Akan tetapi, sift yang keranjingan dalam mengejar kemampuan professional juga memiliki bahaya yang tersembunyi. Karya-karya masterpiece van Gogh memang dikenal dan ditiru di seluruh dunia. Kendati demikian, sebagaimana yang kita ketahui bersama, ia memutuskan untuk bunuh diri pada usia 37 tahun. Frederic Chopin dan Edgar Allan Poe adalah orang-orang jenius dengan kemampuan yang luar biasa, sebelum akhirnya mereka meninggal dalam keadaan yang menyedihkan. Mengapa? Karena mereka mengabaikan sifat penting lain dalam kepribadian mereka. Karena itu, berhati-hatilah, jangan sampai Anda juga mengalami split personality seperti mereka.
Tidak bisa dibantah bahwa kemampuan professional memainkan peran penting dalam meraih kesuksesan. Akan tetapi, kemampuan ini tetap saja tidak akan mampu membawa kesuksesan tanpa disertai rasa percaya diri.
Kusni (nama rekaan) tidak menyadari pentingnya kemampuan dan rasa percaya diri tersebut. Ia selalu menyalahkan keadaan dan takdir atas kegagalan yang ia alami. Untuk mendukung pernyataannya, ia mencontohkan kasus Ramona (nama rekaan). Temannya itu diangkat sebagai manager di perusahaan pemerintah karena ia mendapat rekomendasi dari seorang menteri. Memang benar bahwa ada beberapa orang yang bisa mendapat posisi menguntungkan dari tindakan nepotisme. Akan tetapi, tindakan di luar hukum seperti ini sama sekali tidak bisa dijadikan sebagai sebuah contoh kesuksesan. Sebaliknya, hal demikian bukanlah hal yang pantas untuk dibangga-banggakan.
Kerja Keras
Banyak orang beranggapan bahwa cara meraih suskses adalah dengan bekerja keras. Bekerja keras memang merupakan salah satu cara untuk meraih kesuksesan yang bias membuat Anda merasa bangga. Mereka yang meraih sukses melalui cara yang tidak layak, dan tanpa kerja keras, adalah orang lemah yang berjalan menggunakan tongkat penopang tubuh dan tidak akan mampu untuk berdiri. Anda tentu tahu bahwa ada beberapa orang dengan cacat fisik yang tetap memiliki harga diri, sehingga mereka berusaha melatih kemampuan yang mereka miliki agar mampu bertahan hidup secara hormat.
Kusni bukanlah seorang dengan catat fisik. Ia hanyalah salah seorang yang menghindari kesuksesan karena merasa segan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh. Padahal, hanya orang-orang yang mau berusaha keras meraih kesuksesanlah yang berhak mengecap kesuksesan tersebut.
Ramos (nama rekaan) tidak seperti Kusni. Ia cukup berhasil dalam kehidupan profesionalnya. Akan tetapi, ia merasa kesepian dalam kehidupan sosialnya. Kenapa? Karena ia bukan orang yang ramah. Ia selalu memamerkan keberhasilan yang ia rah dan berbicara pada orang lain dengan sikap yang meremehkan. Bisa dimengerti jika kemudian ketenarannya lambat laut memudar. Kenyataan yang tidak menyenangkan ini membuat Sukarta merasa sakit saat ia mengingat salah satu temannya, Munawar (nama rekaan).
Munawar adalah seorang yang sukses dalam pekerjaan, seperti halnya Ramos. Namun ia tidak pernah memamerkan keberhasilannya kepada orang lain. Sebaliknya, ia selalu mau belajar, bahkan dari bawahannya. Ia tahu bahwa di dunia ini ia tidak hidup sendiri. Ia banyak mendapat pelajaran dari orang lain dengan bersikap ramah, ia tahu bahwa tidak ada hal yang lebih berharga daripada keramahan. Orang-orang seperti Munawar akan membuat orang lain merasa lebih tenang, lebih bahagia, dan merasa lebih berarti. Orang-orang seperti itu siap menolong orang lain. Mereka benar-benar dapat diandalkan saat dibutuhkan. Karena keberadaan mereka akan membuat Anda tenang, Anda tentu saja bisa mendiskusikan semua masalah sulit Anda dengan mereka.
Dalam berteman dengan orang baik, Anda bisa bersikap membuka diri seperti bunga yang sedang menerima cahaya matahari. Sebaliknya, berteman dengan orang seperti Ramos, Anda akan merasa tidak tenang, selalu takut, dan gelisah. Anda tidak akan bersedia mendiskusikan masalah Anda dengan orang seperti itu. Anda bisa sangat menutup diri dari orang semacam itu, sama seperti ketika Anda menyelimuti tubuh Anda dengan rapat saat cuaca dingin.
Hal lain yang menunjukkan kepribadian yang baik adalah sopan dalam berpakaian, bertindak, dan berbicara.Untuk memberi kesan yang baik pada orang lain, Anda harus mampu tampil dan berpakian sopan. Karena, tidak ada orang yang suka pada badut, kecuali untuk bersenang-senang sesekali. Pakaian yang rapi dan sederhana, secara umum, akan menjadi tanda bagi orang yang berkepribadian baik.
Prinsip ini juga berlaku dalam gaya bicara. Beberapa orang sengaja berbicara kotor dan kasar untuk membuat mereka menjadi pusat perhatian orang lain. Padahal, sebenarnya ini merupakan tindakan yang salah. Berbicara kotor dan kasar tidak akan memberi kebahagiaan. Tindakan itu justru akan menimbulkan kesengsaraan. Anda harus mampu menumbuhkan kebiasaan berbicara dengan baik, jujur, dan sopan. Dengan demikian, di mana pun dan kapan pun, semua orang akan meluangkan waktu untuk mendengarkan pembicaraan Anda. Cara menumbuhkan kepribadian baik ini masih belum lengkap. Pakaian, tindakan, dan ucapan hanya memberi kesan pertama yang baik. Kesan pertama bukan berarti sekaligus merupakan kesan terakhir seperti yang dianggap oleh banyak orang. Kesan pertama ini hanyalah permulaan. Pepatah mengatakan,”Kesan pertama yang baik memang akan mendatangkan teman, namun tingkah lakulah yang akan mempertahankan beredaan mereka.” Dan, tingkah laku yang baik membutuhkan sebuah ketulusan.
Jika Anda hanya memberi kesan pertama yang baik dan tak kunjung menunjukkan ketulusan kepada orang lain, mereka tentu akan segera kecewa pada Anda. Karena itulah kesan pertama tidak berarti segalanya. Sebaliknya, yang sejati adalah orang yang ada di balik pakaian, dan orang yang ada di balik senyuman.
Untuk bisa meraih kesuksesan, seseorang harus tahu apa yang membuat orang lain bekerja dan bagaimana membuat mereka bekerja sesuai dengan cara yang ia inginkan. Sebuah kepribadian yang baik akan mengatasi semua hal ini. Anda juga harus tahu bahwa kepribadian bukan hanya semata-mata takdir. Kepribadian, sebagian besar, bergantung pada bagaimana usaha Anda dalam menciptakannya.
(Sumber: O.P Sharma; The Power Your Emotion)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar