Pernahkah anda menanam singkong? Apakah singkong mempunyai nilai ekonomis yang tinggi?. Pertanyaan yang penuh polemik karena tanaman yang satu ini hanya dilirik sebelah mata oleh petani padahal kandungan gizinya tinggi dan kalau sudah diolah menjadi makanan cemilan akan mendatangkan penghasilan yang mengiurkan dan omsetnya pun bisa milyaran lho.
Dalam jumpa kali ini saya akan coba memberikan tips cara menanam singkong yang benar. Dengan persiapan dan pengetahuan yang baik mengenai cara menanam singkong yang benar, ditambah dengan ketekunan serta kesabaran Anda dalam merawatnya, tidak mustahil bahwa hasil yang akan Anda peroleh nantinya akan maksimal dan memuaskan Anda.
Jadi, apa saja yang perlu Anda persiapkan dan lakukan sebelum menanam singkong agar hasilnya berlimpah dan maksimal?. Mau tahu cara budidaya singkong gajah asal Kaltim? disini
Berikut Tips dan Cara menanam singkong YANG BENAR
1.Siapkan Lahan tempat Menanam Singkong
Singkong membutuhkan tanah yang gembur dan subur agar umbi yang dihasilkan bisa maksimal ukurannya selain kualitasnya, untuk itu sebelum Anda menanamnya, tanah tempat Anda menanam harus dicangkul terlebih dahulu. Anda dapat menggunakan teknik gundukan tanah memanjang seperti ketika Anda menanam cabai. Letakkan sampah daun yang nantinya akan berfungsi sebagai pupuk alami di dalam gundukan tanah yang Anda buat tadi. Jangan lupa membuat jalan air antara gundukan yang satu dengan lain agar tanah gundukan untuk menanam singkong tadi tidak terendam air.
2.Siapkan Bibitnya dan Tanam
Setelah tanah atau lahannya sudah siap, Anda dapat mulai memilih bibit singkong terbaik dan menanamnya. Beri jarak antar bibit kurang lebih 7 hingga 10cm agar tidak terlalu rapat. Perhatikan waktu Anda menanamnya supaya tidak terbalik, ujung bawah yang ditanam ke dalam tanah adalah bagian bibit yang tua.
3.Perawatan Tanaman SingkongMerawat singkong yang sudah Anda tanam tadi akan kita bagi menjadi 3 seperti di bawah ini:
# Merawat Tunas
Setelah beberapa waktu, akan mulai tumbuh tunas dari bibit yang Anda tanam. Anda harus menyingkirkan semua rumput yang tumbuh selama tunas muncul agar tanaman Anda tidak kekurangan unsur hara yang merupakan makanannya karena diambil oleh rumput yang tumbuh di sekitarnya.
# Mengairi Tanaman
Anda harus menjaga agar bibit yang Anda tanam tidak kekurangan air, tetapi usahakan agar tanaman Anda tidak terendam hingga basah.
# Memberi Pupuk
Berikan pupuk kandang – Anda bisa membeli atau membuatnya sendiri dari ternak yang Anda miliki jika Anda memang petani yang memiliki ternak. Pupuk kandang ini berguna untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman singkong Anda terutama daunnya.
P A N E N
#Ciri dan Umur Panen Ketela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam. #Cara Panen Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah. |
PASCA PANEN
#Pengumpulan Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan. #Penyortiran dan Penggolongan Pemilihan atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi ketela pohon dapat dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi. #Penyimpanan Cara penyimpanan hasil panen umbi ketela pohon dilakukan dengan cara sebagai berikut:
#Pengemasan dan Pengangkutan Pengemasan umbi ketela pohon bertujuan untuk melindungi umbi dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/ dalam negeri dikemas dan dimasukkan dalam karung-karung goni atau keranjang terbuat dari bambu agar tetap segar. Khusus untuk pemasaran antar pulau maupun diekspor, biasanya umbi ketela pohon ini dikemas dalam bentuk gaplek atau dijadikan tepung tapioka. Kemasan selanjutnya dapat disimpan dalam karton ataupun plastik-plastik dalam perbagai ukuran, sesuai permintaan produsen. Setelah dikemas umbi ketela pohon dalam bentuk segar maupun dalam bentuk gaplek ataupun tapioka diangkut dengan alat trasportasi baik tradisional maupun modern ke pihak konsumen, baik dalam maupun luar negeri Gambaran Peluang Agribisnis Di pasar Indonesia, produksi Ketela pohon rata-rata mencapai 8,24 ton/ha (data tahun 1969-1978). Tahun 1983-1991 rata-rata mencapai 11,43 ton/ha. Peningkatan produksi umbi ketela pohon kurun waktu 1988-1992 terjadi karena adanya peningkatan rata-rata hasil per hektar. Walaupun demikian, rata-rata produktivitas usaha tani ketela pohon ditingkat petani (3 ton/ha) masih lebih rendah dibandingkan dengan potensi hasilnya (6-10 ton/ha). Luas panen komoditas ketela pohon yang cenderung terus menurun selama kurun waktu tersebut ternyata tidak berpengaruh terhadap produksi total. Sementara itu, sekitar 58% dari total luas panen per tahun masih tersebar di Pulau Jawa. Dari segi ekspor, selama periode 1990-1994 ekspor ketela pohon Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar. Bila pada tahun 1990, ekspor ketela pohon adalah sebanyak 100 ton, maka pada tahun 1994 jumlah tersebut sudah menjadi 500 ton. Permintaan ketela pohon dalam bentuk tapioka maupun gaplek pada tahun-tahun yang akan datang diperkirakan akan terus meningkat. Hal ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk usaha agribisnis ketela pohon. selamat mencoba |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
#Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya singkong seluas 1 hektar pola monokultur dalam satu musim tanam (8 bulan), dengan jarak tanam 100 X 100 cm (populasi + 9.998 tanaman) untuk daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah:
Perkiraan analisis budidaya singkong seluas 1 hektar pola monokultur dalam satu musim tanam (8 bulan), dengan jarak tanam 100 X 100 cm (populasi + 9.998 tanaman) untuk daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah:
#Jumlah biaya produksi Rp. 3.652.500,-
#Biaya produksi
1.Sewa lahan per musim (lahan kering) Rp. 500.000,-
2.Bibit + 11.000 stek @ Rp 30,- Rp. 330.000,-
3.Pupuk
- Urea: 200 kg @ Rp 1.000,- Rp. 200.000,-
- TSP: 100 kg @ Rp 1.800,- Rp. 180.000,-
- KCl: 200 kg @ Rp 1.650,- Rp. 330.000,-
- TSP: 100 kg @ Rp 1.800,- Rp. 180.000,-
- KCl: 200 kg @ Rp 1.650,- Rp. 330.000,-
4.Pestisida: 2 kg (liter) @ Rp 50.000,- Rp. 100.000,-
5.Pajak dan peralatanRp. Rp 300.000,-
6.Tenaga kerja
- Pengolahan lahan 70 HKP @ Rp 10.000,- Rp. 700.000,-
- Penanaman 5 HKP + 10 HKW Rp. Rp 125.000,-
- Pemupukan 10 HKP +25 HKW Rp. Rp 287.500,-
- Penyiangan dan pembubunan 20 HKP + 20 HKWRp. Rp 350.000,-
- Penanaman 5 HKP + 10 HKW Rp. Rp 125.000,-
- Pemupukan 10 HKP +25 HKW Rp. Rp 287.500,-
- Penyiangan dan pembubunan 20 HKP + 20 HKWRp. Rp 350.000,-
7.Panen dan pasca panen Rp. 250.000,-
2) | Pendapatan 30.000 kg @ Rp 125,- Rp. 4.500.000,- |
3) | Keuntungan Rp. 847.500,- |
4) | Parameter kelayakan usaha 1. Rasio Out/Input =1,232 Catatan : HKP (Hari Kerja Pria); HKW (Hari Kerja Wanita) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar