Kamis, 19 Juni 2014

BUDIDAYA KACANG HIJAU

BudidayaKacang Hijau – Kacang hijau yang kita kenal sering dikonsumsi dalam bentuk bubur kacang hijau. Kacang hijau ini merupakan salah satu tanaman pangan yang mudah dalam dibudidayakan. Kacang hijau ini dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat. Bijinya yang berwarna hijau sedikit lonjong serta teksturnya yang keras.

BUDIDAYA KACANG HIJAU



Syarat Tumbuh

1.      Tanah
Tekstur tanah yang sesuai adalah Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. Struktur tanah gembur dengan pH 5,8 7,0 optimal 6,7
2.      Iklim
Curah hujan optimal 50 – 200 mm/bln, Temperatur 25 – 27 0C dengan kelembaban udara 50 – 80% dan cukup mendapat sinar matahari

Benih dan Varietas

Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah maupun tegalan. Varietas terbaru tahan penyakit embun tepung dan bercak daun seperti Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Mural dapat dianjurkan untuk ditanam pada daerah yang endemik penyakit tersebut. Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.

Penyiapan lahan

Pada lahan bekas padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah (Tanpa Olah Tanah = TOT). Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya atau dipinggirkan. Apabila tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan jarak 3 – 5 m. Pada lahan tegalan atau bekas tanaman palawija lain (jagung) perlu pengolahan tanah:
·         pembajakan sedalam 15 – 20 cm,
·         kemudian dihaluskan dan diratakan.
·         saluran irigasi dibuat dengan jarak 3 – 5 m.

Cara tanam

Tanam dengan sistem tugal, dua biji/lubang. Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga mencapai populasi 300 – 400 ribu tanaman/ha. Pada musim kemarau digunakan Jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman/ha. Pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh lebih dari 5 hari sesudah padi dipanen, Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari 7 hari.


Pemupukan

Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45 – 90 kg SP36 + SD kg KCl/ha yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman. Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 1520 ton/ha dan abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam. Di lahan sawah bekas padi yang subur, tanaman kacang hijau tidak perlu dipupuk maupun diberi bahan organik.

Mulsa jerami

Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air, jerami padi sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai mulsa.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur 2 dan 4 minggu.

Pengairan

Pada daerah panas (suhu udara 30 -31 0C) dan kelembaban udara rendah (54 – 52 %) pertanaman perlu diairi dua kali pada umur 21 hari dan 33 hari. Pada daerah sedang (suhu udara 24 – 26 0C) dan kelembaban udara sedang hingga tinggi (77 – 82 %) pengairan cukup diberikan satu kali pada umur 21 hari atau 38 hari. Periode kritis kacang hijau terhadap ketersediaan air adalah pada saat menjelang bertunga (umur 25 hari) dan pengisian polong (45 – 50 hari), sehingga jika kekurangan air pada periode tersebut perlu dilakukan pengairan.

Hama dan Penyakit

1.      Pengendalian hama

Hama utama kacang hijau adalah lalat kacang Agmmyxa phaseoti, ulat jengkal Piusia chaitites, kepik hijau Nezaravirfduta, kepik coklat Riptonus tinearis, penggerek polong Maruca testutalis dan Etietla ztnckenetta, dan Kutu Thrips.

Pengendalian hama dapat dilakukan dengan insektisida, seperti: Cwifldor, Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, atau Pegassus dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00 liter/ha. Pada daerah endemik lalat bibit Agromyza phaseoti perlu tindakan perlakuan benih dengan insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau Fipnonil (5 cc/kg benih).

2.      Pengendalian penyakit

Penyakit utama adalah bercak daun fcrcospeiu w-cscenst busuk batang, embun tepung Erysiptiepoiygoni, dan penyakit puru Bsinos giycines. Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil pada awal serangan dengan dosis 2 g/l air. Penyakit embun tepung Erysiphepofygoni sangat efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonal yang diberikan pada umur 4 dan 6 minggu. Penyakit bercak daun efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonazol yang diberikan pada umur 4, 5 dan 6 minggu.


Panen dan pascapanen

Panen dilakukan apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat. Panen dengan cara dipetik dan polong segera dijemur selama 2 – 3 hari hingga kulit mudah terbuka. Pembijian dilakukan dengan cara dipukul, sebaiknya di dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan biji dari kotoran dengan menggunakan nyiru (tampah) dan biji dijemur lagi sampai kering simpan yaitu kadar air mencapai 8 – 10 %


Tidak ada komentar:

Posting Komentar