Jumat, 16 Januari 2015

PENGERTIAN DAN JENIS AIR MENURUT TEMPATNYA DI BUMI

Air sebagai sumber daya adalah air yang dibutuhkan oleh semua kehidupan, baik tumbuhan, mikroorganisme maupun manusia. Agar tetap dapat kita pakai air harus dijaga supaya tidak tercemar, karena sifat air yang mudah berubah baik dari segi bentuk, ukuran dan rasa warna dari lingkungannya yang mempengaruhinya, apa lagi jika lingkungan yang tercemar maka air juga akan mudah sekali tercemar. Menurut tempat terjadinya air dapat dibagi atas, air permukaan, dan air bawah tanah. Sebagai berikut :

1. Air Permukaan

Air pemukaan adalah air yang ada dipermukaan bumi dan dapat terlihat, terdiri dari :

a. Air sungai

Air sungai adalah air yang mengalir melalui terusan alami yang kedua pinggirnya dibatasi oleh tanggul-tanggul dan airnya mengalir ke laut, ke danau, atau ke sungai lain yang merupakan sungai induk. Sungai banyak terdapat di Indonesia yang berhulu di daerah pegunungan. Bagi daerah-daerah tertentu kegunaan sungai-sungai itu berbeda-beda. Manfaat air sungai bagi kehidupan sangat besar artinya seperti untuk mengairi pertanian di pesawahan, perikanan lalu lintas perairan, pembangkit tenaga listrik, dan pariwisata.

Sungai dapat dibagi atas dua jenis:

(1) Sungai hujan, yaitu sungai yang airnya berasal dari hujan dan mata-mata air. Sungai seperti ini airnya tidak tetap. Bila musim hujan airnya banyak, adakalanya banjir. Sebaliknya pada musim kemarau airnya sedikit. Sungai-sungai di Indonesia pada umumnya adalah sungai hujan, kecuali sungai-sungai di Irian Jaya.

(2) Sungai gletser, yaitu sungai yang mendapat airnya dari gletser (es) atau salju yang mencair. Sungai seperti ini airnya tetap. Baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau. Jenis sungai ini di Indonesia adalah sungai Membaramo yang Gletsernya berasal dari puncak gunung Jayawijaya. Di Indonesia sangat banyak sungai, baik yang dapat dilayari maupun tidak.

Berikut ini rincian sungai-sungai di Indonesia

Di Sumatera:
Sungai Peusangan, sungai Jamboaye, Sungai Simpang Kanan, Sungai Simpang Kiri, Sungai Meuruebo, Sungai Wampu, Sungai Asaham, Sungai Kuala, Sungai Bilah, Sungai Barumun, Sungai Batang Toru, Sungai Batang Gadis, Sungai Rokan, Sungai Siak, Sungai Kampar, Sungai Batang Indragiri, Sungai Batang Hari, Sungai Musi, dengan anak-anaknya, sungai Komering, Sungai Ogan, dan sugan Lematang.

Di Jawa:
Cibanten, Ciujung, Cikande, Cisadane, Ciliwung, Citarum, Cimanuk, Cimandiri, Citandui, Kali Serayu, Kali Serang, Begawan Solo, Kali Brantas, Kali Mas, Kali Porong.

Di Kalimantan:
Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Mahakam, sungai Kahayan, Sungai Martapura, sungai Dayak Besar, Sungai Dayak Kecil, Sungai Serujan dan lain-lain.

Di Sulawesi:
Sungai Cenrang, Sungai Sadang, Sungai Karam, Sungai Palu, Sungai Poso, Sungai Kalung, Sungai Kampar, Sungai Bangka, Dan lain-lain.

Di Irian:
Sungai Membarano, Sungai Merauke, Sungai Digul, Sungai Baliem, Sungai Kamandan, Sungai Wapoga dan lain-lain.

b. Air Danau

Berasal dari air hujan, air tanah atua mata air. Berkurangnya air danau disebabkan oleh penguapan, perembesan ke dalam tanah, dan pengaliran oleh sungai. Penguapan dan pengembunan biasanya seimbang, kecuali di daerah yang sangat lembab dan sangat kering.

Air danau dan air waduk di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai berikut :
  • Untuk pengairan atau irigasi pertanian persawahan dan pertanian-pertanian lainnya.
  • Untuk perikanan yaitu perikanan air tawar, seperti di danau toba (Sumatra Utara), danau laur Tawar (Aceh Tengah), Danau Tempe (Sulawesi).
  • Untuk pembangkit tenaga listrik, seperti air waduk Jatiluhur (Jawa Barat), Cirata (Jawa Barat), dan lain-lain.
  • Untuk objek Pariwisata, karena pemandangan daerah disekitar danau yang mempesona dan udara yang sejuk. Di Indonesia sudah banyak danau-danau yang telah dijadikan objek pariwisata, seperti danau toba, danau Singkarak (Sumatera Barat), Danau Poso dan Tempe di Sulawesi, dan lain-alin yang tidak sedikit mengundang wisatawan manca negara dan domestik (lokal) atau wisatawan dalam negeri.
c. Air Laut

Pencapaian bumi kita sebagian besar terdiri dari perairan laut, yaitu mencapai 70% luas lautnya, dan luas daratan hanya 30% dari luar permukaan bumi. Di Indonesia perairan laut lebih luas dibandingkan dengan daratannya, yaitu 3 banding 2 dari luas seluruh Indonesia. Apakah kamu ingat, berapakah luar Indonesia keseluruhan. Mari kita sama-sama hitung berapakan luas laut Indonesia.

Seperti halnya air permukaan yang lain, air laut juga mempunyai arti yang tinggi bagi kehidupan. Air laut dapat dimanfaatkan oleh manusia, selain air lautnya sendiri juga lautnya. Manfaat bagi manusia sebagai berikut: 
  • air laut dapat dijadikan garam dapur, yang merupakan salah satu zat yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia.
  • Di dalam air laut dapat dibudidayakan berbagai sumber protein hewani (ikan laut) dan sebagai lahan tempat pembudidayaan rumput laut sebagai bahan dasar membuat agar-agar dan kosmetika.
  • Perairan laut merupakan lalu lintas pelayaran dan pengangkutan yang paling murah, karena dapat menampung dalam jumlah tonase yang lebih besar.


2. Air Bawah tanah

a. Gaiser (Geyser)
Air di bawah tanah bisa menguap karena panas magma. Kadang-kadang uap dan air yang panas karena panas magma itu dapat keluar kepemukaan bumi dan menyebur ke atas. Semburan itu disebut gaiser. Di Indonesia geiser antara lain terdapat di Cisolok dekat Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), di Grobongan Purwodadi (Jawa Tengah), di Baturaden (Jawa Tengah).

Selain menyembur, air panas itu juga dapat keluar sebagai sumber air panas. Di Indonesia sumber air panas terdapat di berbagai tempat, seperti di lereng Gunung Tangkupan Perahu yaitu Ciater, Maribaya, lereng gunung Guntur di Garut (Jawa Barat), di Baturaden (Jawa Tengah).Sumber air panas banyak memberikan keuntungan bagi manusia. Umumnya daerah sumber air panas ini menjadi objek pariwisata. Sumber air panas dapat menyembuhkan penyakit tertentu.

b. Artois (artesis)

Air yang meresap ke dalam tanah dan tertahan oleh suatu lapisan batuan yang kedap air bisa membentuk suatu cadangan air. Cadangan air itu ada yang dangkal dan ada yang dalam. Cadangan air yang dangkal disebut air tanah dangkal misalnya air sumur. Sedangkan cadangan air yang lebih dalam lagi disebut air tanah dalam yang sering disebut air artesis, mata airnya disebut mata air artesis. Di daerah-daerah yang diperkirakan memiliki mata air artesis sering sengaja dibuat mata airnya dengan cara mengebor sampai kedalaman tertentu. Apa bila sumber air artesis ini besar, maka dapat dijadikan untuk pengairan lahan pertanian dan untuk keperluan air minum.

Sumber: Buku Modul Warga Belajar Paket B Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, 2012

KONSEP PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS)

Program Pendidikan Kecakapan Hidup atau disebut juga life skills, sebagai salah satu program primadona untuk PNF yang mengedepankan kemampuan keterampilan dan kewirausahaan untuk masyarakat. Apa sih sebenarnya yang disebut dengan Pendidikan Kecakapan Hidup atau life skills ini?

Pengertian Teoritis

Begitu banyak pengertian tentang Pendidikan Kecakapan Hidup atau life skills ini, baik yang dikemukakan oleh para pakar maupun badan/lembaga yang memiliki otoritas di bidang pendidikan, pelatihan dan kesehatan. Menurut Broling (1989) "life skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri". Broling mengelompokan life skill ke dalam tiga kelompok kecakapan yaitu; kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), kecakapan hidup pribadi/sosial (personal/social skill) dan kecakapan hidup bekerja (occupational skill).

Kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), antara lain meliputi: pengelolaan kebutuhan pribadi. Pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah pribadi, kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makanan-gizi, pengelolaan pakaian, kesadaran pribadi sebagai warga negara, pengelolaan waktu luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan.

Kecakapan hidup sosial/pribadi (personal/social skill), antara lain, meliputi; kesadaran diri (minat, bakat, sikap, kecakapan), percaya diri, komunikasi dengan orang lain, tenggang  rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan antar personal, pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan kebiasaan positif kemandirian dan kepemimpinan.

Sedangkan yang termasuk dalam kecakapan hidup bekerja (occupational skill), meliputi, kecakapan memilih pekerjaan, perencahaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan, penguasaan kompetensi, menjalankan sesuatu profesi, kesadaran untuk menguasai berbagai keterampilan, kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi, merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk barang dan jasa.

WHO (1997) memberikan pengertian bahwa kecakapan hidup adalah berbagai keterampilan/kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. WHO mengelompokan kecakapan hidup ke dalam lima kelompok, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri (self awareness) atau kecakapan pribadi (personal skill), (2) kecakapan sosial (Social skill), (3) kecakapan berpikir (thingking skill), (4) kecakapan akademik (academic skill) dan (5) kecakapan kejujuran (Vocational skill).

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan nonformal adalah merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri. Dalam penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup didasarkan atas prinsip Empat Pilar Pendidikan, yaitu "learning to know" (belajar untuk memperoleh pengetahuan yang diikuti oleh "learning to learn" yaitu belajar untuk tahu cara belajar). "learning to do" (belajar untuk dapat berbuat/ melakukan pekerjaan), "learning to be" (belajar agar dapat menjadi orang yang berguna sesuai dengan bakat, minat dan potensi diri) dan "learning to live together" (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain).

Life skill masyarakat



Pengertian Operasional

Pendidikan kecakapan hidup pada dasarnya merupakan suatu upaya pendidikan untuk meningkatkan kecakapan hidup setiap warga negara. Pengertian kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya mampu mengatasinya.

Secara operasional, program kecakapan hidup dalam pendidikan non formal dipilih menjadi empat jensi yaitu :

1. Kecakapan pribadi (personal skill), yang mencakup kecakapan mengenal diri sendiri, kecakapan berpikir rasional, dan percaya diri.

2. Kecakapan sosial (social skill), seperti kecakapan melakukan kerjasama, bertenggang rasa, dan tanggung jawab sosial.

3. Kecakapan akademik (academic skill), seperti kecakapan dalam berfikir secara ilmiah, melakukan penelitian, dan percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.

4. Kecakapan vokasional (vocational skill) adalah kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Seperti di bidang jasa (perbengkelan, jahit menjahit), dan produksi barang tertentu (peternakan, pertanian, perkebunan).

Keempat jenis kecakapan hidup di atas, dilandasi oleh kecakapan spritual, yakni; keimanan, ketakwaan, moral, etika dan budi pekerti yang luhur sebagai salah satu pengamalan dari sila pertama Pancasila. Dengan demikian, pendidikan kecakapan hidup diarahkan pada pembentuka manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, mandiri serta memiliki produktivitas dan etos kerja yang tinggi.

Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada satuan dan program pendidikan nonformal, utamanya dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran lebih ditekankan pada upaya pembelajaran yang dapat memberikan penghasilan (learning and earning).

Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup dengan pendekatan "broad based education (BBE)" pada jalur pendidikan non formal (Malik Fadjar, 2001), ditandai oleh:

1. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional, baik dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing (inggris, arab, mandarin, jepang, dan lainnya).

2. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui proses pembelajaran berpikir kritis dan ilmiah, penelitian, penemuan dan penciptaan.

3. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut di atas.

4. Kemampuan memanfaatkan keanekaragaman teknologi diberbagai lapangang kehidupan (pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, kerumahtangga, kesehatan, komunikasi informasi, manufaktur dan industri, perdagangan, kesenian, dan olahraga).

5. Kemampuan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan

6. Kemampuan bekerja dalam tim baik dalam sektor formal maupun informal.

7. Kemampuan memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.

8. Kemampuan berusaha secara terus menerus dan menjadi manusia belajar dan pembelajar

9. Kemampuan mengintegrasikan pendidikan dan pembelajaran dengan etika sosio-religius bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Sumber: Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills).  Direktorat Kursus 2011.

Kamis, 08 Januari 2015

KEGUNAAN STATISTIK DALAM PENELITIAN

Warga--Belajar--visiuniversal, Jika kita cermati secara mendalam pada dasarnya pengolahan dan analisis data dalam penelitian sosial tidak lepas dari penggunaan metode statistik tertentu. Statistik sangat berperan dalam penelitian, baik dalam penyusunan model, perumusan hipotesis, pengembangan alat dan instrumen pengumpulan data, penyusunan desain penelitian, penentuan sampel, dan dalam analisis data.

Kegunaan statistik dalam penelitian

Adapun kegunaan statistik dalam penelitian, khususnya penelitian sosial yang kita bahas, adalah meliputi hal-hal sebagai berikut :
  1. Alat untuk mengetahui kausalitas (sebab akibat) antara dua atau lebih variabel, sehingga dapat diketahui apakah suatu hubungan benar-benar terkait dalam kausalitas atau tidak.
  2. Memberikan teknik-teknik sederhana dalam mengklasifikasikan data dan menyajikan data secara lebih mudah sehingga bisa dimengerti secara lebih mudah pula.
  3. Membantu peneliti dalam menyimpulkan suatu perbedaan yang diperoleh apakah benar-benar berbeda secara signifikan (berarti)
  4. Secara teknik dapat digunakan untuk menguji hipotesis sehingga bisa menolong peneliti dalam mengambil keputusan apakah menerima atau menolak hipotesis.
  5. Meningkatkan kecermatan peneliti dalam mengambil keputusan terhadap kesimpulan-kesimpulan yang akan ditarik
  6. Memungkinkan penelitian untuk melakukan kegiatan ilmiah secara lebih ekonomis.

Meskipun kegunaan dan fungsi statistik sangat berperan dalam penelitian namun jangan dijadikan sebagai tujuan untuk menentukan komponen-komponen penelitian yang lain, karena statistik hanya sebagai alat dan bukan sebagai tujuan dari analisis.

 
Pengolahan data secara statistik pada dasarnya suatu cara mengolah data kuantitatif sedemikian rupa, sehingga data penelitian tersebut mempunyai arti. Pengolahan data melalui teknik statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Distribusi frekuensi
2. Ukuran Pemusatan (tendensi sentral).

Rabu, 07 Januari 2015

Cara Agar Susu Awet dan Tahan Lama

Cara Agar Susu Awet dan Tahan Lama - Susu memang memiliki kandungan gizi yang banyak dan baik untuk tumbuh kembang anak, bagi sebagian orang khususnya orang yang berpenghasilan menengah keatas menganggap susu adalah minuman yang wajib, sampai mereka membeli banyak susu lalu disimpan didalam lemari es untuk persiapan hari esoknya, namun penyimpanan yang tidak baik akan merusak gizi dalam susu yang justru akan menimbulkan penyakit yang bisa membahayakan kesehatan.
Ada baiknya kita mengetahui cara penyimpanan susu agar bisa awet dan tahan lama demi kesehatan keluarga kita tersayang :) berikut caranya:

Cara Agar Susu Awet dan Tahan Lama

  1. Tuang susu ke dalam panci yang bersih.
  2. Panaskan panci pada suhu tinggi hingga susu mendidih.
  3. Setelah itu, putup panci hingga susu menjadi dingin.
  4. Dinginkan (masukkan dalam lemari es) susu selama beberapa jam.

Alternatif lain yang bisa Anda lakukan agar susu awet dan tahan lama adalah dengan menambahkan baking soda, berikut caranya:
  1. Tambahkan 1/2 sendok teh baking soda (sodium bicarbonate) ke panci yang berisi susu.
  2. Panaskan panci dengan suhu tinggi hingga susu mendidih.
  3. Dinginkan susu atau simpan pada suhu kamar.

Baking soda akan mencegah susu dari kerusakan untuk waktu yang lama, bahkan saat disimpan di luar lemari es.

PENGERTIAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL

Program KF.
Keaksaraan fungsional merupakan suatu pendekatan atau cara untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam menguasai dan menggunakan keterampilan menulis, membaca, berhitung, mengamati, dan menganalisa yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitarnya (Buku Pedoman tutor KF, 1998:2).

Untuk memahami pengertian keaksaraan fungsional secara integral dan komprehensif, perlu memahami beberapa istilah yang terkait dengan program keaksaraan fungsional yaitu:
  1. buta aksara murni, adalah penduduk yang sama sekali tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung dengan sistem keaksaraan apapun juga;
  2. buta aksara, untuk konteks Indonesia yaitu buta aksara diasumsikan sebagai buta bahasa Indonesia, dan buta pengetahuan dasar;
  3. Melek aksara, ditafsirkan sebagai melek aksara latih dan angka arab, melek bahasa Indonesi, dan pengetahuan dasar; dan
  4. keaksaraan fungsional.

Tujuan Program Keaksaraan Fungsional

Dalam buku Pedoman Tutor Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional tujuan program keaksaraan fungsional adalah diharapkan peserta didik untuk :
1. bisa meningkatkan pengetahuan membaca, menulis dan berhitung serta keterampilan fungsional untuk meningkatkan taraf hidupnya;
2. menggali potensi dan sumber-sumber kehidupan yang ada dilingkungan sekitar peserta didik, untuk memecahkan masalah keaksaraan.

Sedangkan dalam buku penyelenggaaraan Program Keaksaraan Fungsional (2005: 8-9) tujuan program Keaksaraan Fungsional adalah dalam rangka memenuhi amanat konstitusi agar semua warga negara buta aksara memiliki kemampuan dasar baca-tulis-hitung, sehingga mampu :
1. membuka wawasan untuk mencari sumber-sumber kehdidupannya;
2. melaksanakan kehidupan sehari-hari secara efektif dan efesien
3. mengunjungi dan belajar pada lembaga yang diperlukan
4. memecahkan masalah keaksaraan dalam kehidupan sehari-hari;
5. mengenal, mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikapa pembaharuan untuk meningkatkan mutu dan taraf hidupnya serta ikut berpartisipasi dalam pembangunan.

Prinsip Penyelenggaraan Program Keaksaraan Fungsional

Penyelenggaraan program keaksaraan fungsional menggunakan empat prinsip utama yang perlu diperhatikan adalah :
1. Konteks lokal, artinya kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan, berdasarkan pada minat dan kebutuhan peserta didik, serta potensi yang ada disekitarnya. Kontek lokal mengacu pada konteks sosial lokal dan kebutuhan khusus di setiap peserta didik dan masyarakat sekitarnya. Tutor bersama peserta didik melakukan observasi lingkungan sekitar untuk mencari dan mengumpulkan informasi untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran. Observasi lingkungan bertujuan untuk mengidentifikasi minat dan kebutuhan serta menemukan masalah yang dihadapi mereka.

2. Desain lokal, tutor bersama peserta didik perlu merancang sendiri kegiatan belajarnya di kelompok belajar berdasarkan minat, kebutuhan, masalah, kenyataan, dan potensi tempat penyelenggaraan program keaksaraan fungsional. Rancangan pembelajarannya bersifat fleksibel, mudah dimodifikasi, diganti, dan ditambah. Tutor bersama peserta didik merancang dan menetapkan kurikulum sendiri. Proses penyusunan didesain pembelajaran bisa dilakukan melalui diskusi antara tutor dengan peserta didik untuk menetapkan:
a. Pokok Bahasan yang ingin dipelajari dan tujuannya
b. Prioritas pokok bahasan yang diinginkan;
c. cara atau strategi pembelajaran yang akan digunakan
d. langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan, agar tujuan pembelajaran tercapai
e. Jadwal kegiatan pembelajaran; dan
f. kesepakatan belajar dan mengajar.

3. Proses partisipatif, dilakukan dengan menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penyelenggaraan program keaksaraan fungsional. Strategi partisipatif diimplementasikan dengan cara melibatkan semua pihak, termasuk tutor dan peserta didik aktif dalam setiap tahap kegiatan pembelajaran. Kegiatan partisipatif dapat dilakukan oleh tutor dengan amemberikan stimulasi terhadap peserta didik untuk berdiskusi dengan cara membuat pertanyaan, melakukan wawancara tentang pengalaman peserta didik, menulis cerita lokal, membuat peta masalaha lingkungan, membuat gambar, dan sebagainya.

4. Fungsionalisasi hasil belajar, kriteria utama dalam menentukan keberhasilan program keaksaraan fungsional adalah dengan cara meningkatkan kemampuan dan keterampilan setiap peserta didik dalam memanfaatkan dan memfungsikan keaksaraan atau hasil belajarnya dalam kegiatan sehari-hari sehingga mereka dapat meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.


Tolak Ukur Keberhasilan Program Keaksaraan Fungsional
Orientasi Program Keaksaraan fungsional adalah membantu peserta didik agar memiliki kemampuan baca-tulis-hitung (calistung) dan mengembangkan kemampuan fungsional yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam buku Penyelenggaraan Program Keaksaraan Fungsional, Direktoran Jenderal Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, Direktorat Jenderal Tenaga Teknis (200: 11) dikemukakan kemampuan peserta didik yang menjadi tolak ukur keberhasilan program keaksaraan fungsional meliputi:
1. Kemampuan funsional untuk keperluan individu
2. Kemampuan fungsional untuk membantu anak-anaknya
3. Kemampuan fungsional untuk aktualisasi diri
4. Kemampuan fungsional berkaitan dengan pekerjaan warga belajar
5. Kemampuan fungsional berkaitan dengan sosial kemasyarakatan
6. Kemampuan fungsional berkaitan dengan pendidikan
7. Kemampuan fungsional berkaitan dengan pengelolaan kelompok belajar; dan
8. Kemampuan fungsional berhitung berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Pengelolaan Pembelajaran Keaksaraan fungsional
Pengelolaan atau pengaturan pembelajaran keaksaraan fungsional pada dasarnya ada dua macam yaitu: pengelolaan edukatif, merupakan kegiatan penataan persiapan, pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian, dan pengelolaan administratif. Sedangkan prinsip pengelolaan pembelajaraan keaksaraan fungsional adalah:
a. menyeluruh terhadap aspek pengelolaan edukatif dan administratif
b. memiliki nilai yang berarti
c. Konsisten dan berkesinambungan
d. dilaksanakan secara partisipatif; dan
e. menumbuhkan sikap inisiatif dan kreatif untuk mempercepat pencapaian tujuan akhir pembelajaran.

Ada tiga proses pengelolaan pembelajaran keaksaraan fungsional sebagai berikut :


1. Persiapan Pembelajaran
a. Identifikasi kemampuan awal keaksaraan calon peserta didik, sekaligus menjaring kebutuhan belajar dan potensi pendukungnya.
b. Mengelompokan calon peserta didik
c. Mengelompokan kebutuhan belajar apa yang paling dibutuhnkan berdasarkan potensi yang ada
d. Penyusunan program belajar.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah pembelajaran
a. Pelajari kembali SAP yang telah disusun
b. Mengabsen peserta didik
c. Pembelajaran dilakukan tahap demi tahap
d. Mencatat perkembangan calistung peserta didik
e. Melakukan penilaian setiap akhir pembelajaran

3. Administrasi Pembelajaran

Administrasi pembelajaran meliputi administrasi yang mendukung proses belajar mengajar dan kegiatan program pendukung keaksaraan fungsional yaitu :
  • Administras Peserta didik, daftar kecakapan awalnya, perkembangan diisi setiap pertemuan
  • catatan harian, dan buku kamus peseta didik.
  • Administrasi tutor, matrik gagasan pembelajaran, program pembelajaran seluruh topik, kesepakatan pembelajaran, satuan acara pembelajaran, absensi, dan buku penilaian hasil belajar peseta didik.
  • Administrasi lainnya, hasil karya peserta didik seperti korang dinding, poster abjad, dan lain-lain.

Penilaian Hasil Pembelajaran


 
Penilaian adalah upaya seksama untuk mengumpulkan, menyusun dan mengolah fakta, data dan informasi untuk menyimpulkan harga, nilai, kegunaan, dan kinerja mengenai sesuatu. Penilaian standar kompetensi bagi peserta didik meliputi dua bentuk penilaian, yaitu:
  1. tes, bentuk tes adalah need assessment, tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif; dan
  2. nontes, penilaian nontes berupa penilaian sikap dan kemampuan motorik, maka penilaiannya dilakukan dengan pengamatan (Diktentis 2005: 8).

Pengelolaan penilaian pembelajaran difokuskan pada alur proses:
  1. Pengelolaan penilaian sebelum atau awal pembelajaran
  2. Pengelolaan penilaian selama proses pembelajaran; dan
  3. Pengelolaan penilaian akhir pembelajaran.

Selasa, 06 Januari 2015

PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI MASYARAKAT TRADISIONAL

tradisi masyarakat, kegiatan masyarakat tradisional
Kata tradisional berasal dari kata tradisi yang secara etimologis istilah ini berasal dari kata latin "traditum" yang artinya diteruskan (transmitted) dari masa lalu ke masa sekarang. Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang menjunjung tinggi leluhurnya dan memegang teguh adat istiadatnya. Pada umumnya masyarakat tradisional adalam masyarakat yang memiliki pandangan bahwa melaksanakan warisan nenek moyangnya yang berupa nilai-nilai hidup, norma, harapan, cita-cita, merupakan kewajiban, kebutuhan, dan kebanggaan. Melaksanakan tradisi leluhur berarti menjaga keharmonisan masyarakat, namun sebaliknya melanggar tradisi berarti dapat merusak keharmonisan masyarakat.

Maka dari itu masyarakat tradisional cenderung bersikap tertutup dan menaruh curiga terhadap unsur-unsur budaya asing, karena dianggap dapat merusak keharmonisan hubungan diantara sesama warga masyarakat. Adanya pelanggaran terhadap nilai dan norma yang berlaku akan mendapat reaksi keras dari anggota masyarakat karena kontrol sosial sesama warga masyarakatnya sangat kuat. Masyarakat tradisional cenderung bersikap primordial sehingga pabila terjadi pelanggaran terhadap tradisi akan mendapat sanksi dan pengucilan sempai dengan pengusiran. Sanksi bagi masyarakat tradisional tidak hanya berupa hukuman fisik, tetapi juga hukuman batin karena rasa ketergantungan antara anggota masyarakat kuat.

Masyarakat tradisional pada umumnya tinggal di daerah yang terisolir sehingga masyarakatnya dapat mempertahankan kebudayaannya dari pengaruh budaya luar, seperti tinggal di desa-desa sehingga ada yang menganggap masyarakat tradisional identik dengan masyarakat desa. Pandangan ini tidak seluruhnya benar karena dewasa ini banyak masyarakat desa yang telah maju (modern) dan pengertian desa menunjuk pada kriteria wilayah, bukan pada sikap semata.

Masyarakat tradisional kadang-kadang diartikan sebagai masyarakat primitif yaitu masyarakat dengan penguasaan teknologi yang masih rendah. Namun kenyataanya masyarakat tradisional seperti di Jepang dan Inggris telah memiliki teknologi yang tinggi namun masyarakatnya masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi. Demikian juga beberapa etnis di Indonesia, di satu pihak mereka telah hidup dengan teknologi maju (modern) namun dilain pihak mereka masih memegang teguh tradisinya. Jadi ukuran masyarakat tradisional identik dengan masyarakat primitif kurang tepat.

Secara garis besar pada umumnya ciri-ciri masyarakat tradisional antara lain :
  1. Jumlah anggotanya relatif kecil sehingga hubungan antar warga masyarakat cukup kuat
  2. Masyarakat homogen dilihat dari keturunan, tradisi dan mungkin mata pencahariannya
  3. memiliki orde (aturan) yang mengikat anggota masyarakatnya (dipatuhi)
  4. Bersikap tertutup dan cenderung curika pada unsur budaya asing
  5. Kehidupan sosial cenderung statis (lambat untuk maju)
  6. Mobilitas sosialnya relatif rendah karena mereka sudah puas pada sesuatu yang telah dimilikinya.
  7. Hubungan emosional dengan alam tempat asal usul (kelahirannya) sangat kuat, dan alam dipandang sebagai sesuatu yang dahsyat dan tak terelakan sehingga manusia harus tunduk kepadanya.
  8. Sikap religius sangat kuat yaitu kepatuhan terhadap sesuatu yang menjadi kepercayaan (agama) sangat kuat.

SEJARAH PERKEMBANGAN PDAM BANDARMASIH

Sejarah perkembangan PDAM Bandarmasih meliputi proses perjalanan dan perkembangan dari tahapan-tahapan pembangunan PDAM yang berada di Banjarmasin ini.

Tahun 1937
Dibangun instansi Pengolahan Air (IPA) kapasitas 35 It/det, dengan sumber air baku dari sumur yang ada di area Gelanggang Remaja saat ini, dengan jumlah sambungan sebanyak 300 sambungan diperuntukan bagi pemenuhan air bersih penduduk perkotaan.

Tahun 1964
Pengembangan IPA I A. Yani kapasitas 275 lt/det, dengan bantuan pemerintah Prancis, dengan sumber air baku dari intake Sungai Bilu dan Intake Sungai Tabuk.

Tahun 1972
Pemerintah Membentuk Dinas Saluran Air Minum Kotapraja Banjarmasin dan pada thaun 1976 berdasarkan statusnya menjadi perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kotamadya Banjarmasin.

Tahun 1983
Dioperasikan 5 buah sumur bor di km.24 Landasan Ulin, dengan kapasitas 60 lt/det

Tahun 1986
Rehabilitasi IPA I A. Yani dari kapasitas 275 lt/det menjadi 416 lt/det
 
Tahun 1989
Dibangun Mini tratment di jalan Sutoyo. S, dengan kapasitas 20 Lt/det



Tahun 1991
Dibangun Mini treatment di Jalan S. Parman dan Pasar Pagi, dengan kapasitas masing-masing 20 lt/det

Tahun 1993
Dibangun IPA II Pramuka dengan kapasitas 500 lt/det, pada tahun 1995 baru mulai dioperasikan.

Tahun 1996
Dibangun 2 buah Reservoar di jalan S. Parman dan A. Yani, dengan kapasitas 2.500 m3 dan 3.500 m3, berikut jaringan pipa transmisi dan distribusi untuk wilayah Banjarmasin barat dan Utara.

Tahun 2000
Unit Pelaksana Teknik Pengelolaan Air Limbah (UPT IPAL) yang dibangun tahun 1998, masuk di bawah PDAM Bandarmasih.Penyerahan IPA Sumur Bor km 2.4 Landasan Ulin kepada PDAM Kabupaten Banjar dalam bentuk penyerahan modalPemindahan MTP Sutoyo.S Pasar Pagi dan S.Parman dengan total kapasitas 60 lt/det ke IPA I A. Yani

Tahun 2002
Rehabilitasi Intake Air Baku Sungai Bilu menjadi 520 lt/det dan pemasangan pipa transmisi Berdiameter 630 mm dari Intake Sungai Bilu s/d IPA A.Yani, dipenjang 1.200 m.

Tahun 2003
Peningkatan kapasitas Intake Sungai Tabuk menjadi 900 lt/det melalui pemasangan pipa teransmisi Berdiameter 630 mm sepanjang 2.954 m dari intake emergensi Sungai Ulin s/d Waduk Pilot Schem dan dilanjutkan pemasangan pipa transmisi Berdiameter 1.000 mm sepanjang 1.700 m dari Intake Pilot Cchem s/d Intake sungai Tabuk.

Tahun 2005
Pembangunan IPA II Pramuka dengan kapasitas 500 lt/det berikut perpipaannya, sehingga total kapasitas IPA II Pramuka menjadi 1.000 lt/det

Tahun 2007
Rehabilitasi IPA I A.Yani dai kapasitas 416 lt/det menjadi 560 lt/det.