Jumat, 16 Januari 2015

KONSEP PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILLS)

Program Pendidikan Kecakapan Hidup atau disebut juga life skills, sebagai salah satu program primadona untuk PNF yang mengedepankan kemampuan keterampilan dan kewirausahaan untuk masyarakat. Apa sih sebenarnya yang disebut dengan Pendidikan Kecakapan Hidup atau life skills ini?

Pengertian Teoritis

Begitu banyak pengertian tentang Pendidikan Kecakapan Hidup atau life skills ini, baik yang dikemukakan oleh para pakar maupun badan/lembaga yang memiliki otoritas di bidang pendidikan, pelatihan dan kesehatan. Menurut Broling (1989) "life skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri". Broling mengelompokan life skill ke dalam tiga kelompok kecakapan yaitu; kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), kecakapan hidup pribadi/sosial (personal/social skill) dan kecakapan hidup bekerja (occupational skill).

Kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), antara lain meliputi: pengelolaan kebutuhan pribadi. Pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah pribadi, kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makanan-gizi, pengelolaan pakaian, kesadaran pribadi sebagai warga negara, pengelolaan waktu luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan.

Kecakapan hidup sosial/pribadi (personal/social skill), antara lain, meliputi; kesadaran diri (minat, bakat, sikap, kecakapan), percaya diri, komunikasi dengan orang lain, tenggang  rasa dan kepedulian pada sesama, hubungan antar personal, pemahaman dan pemecahan masalah, menemukan dan mengembangkan kebiasaan positif kemandirian dan kepemimpinan.

Sedangkan yang termasuk dalam kecakapan hidup bekerja (occupational skill), meliputi, kecakapan memilih pekerjaan, perencahaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan keterampilan, penguasaan kompetensi, menjalankan sesuatu profesi, kesadaran untuk menguasai berbagai keterampilan, kemampuan menguasai dan menerapkan teknologi, merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan menghasilkan produk barang dan jasa.

WHO (1997) memberikan pengertian bahwa kecakapan hidup adalah berbagai keterampilan/kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif. WHO mengelompokan kecakapan hidup ke dalam lima kelompok, yaitu: (1) kecakapan mengenal diri (self awareness) atau kecakapan pribadi (personal skill), (2) kecakapan sosial (Social skill), (3) kecakapan berpikir (thingking skill), (4) kecakapan akademik (academic skill) dan (5) kecakapan kejujuran (Vocational skill).

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa hakikat pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan nonformal adalah merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan warga belajar dapat hidup mandiri. Dalam penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup didasarkan atas prinsip Empat Pilar Pendidikan, yaitu "learning to know" (belajar untuk memperoleh pengetahuan yang diikuti oleh "learning to learn" yaitu belajar untuk tahu cara belajar). "learning to do" (belajar untuk dapat berbuat/ melakukan pekerjaan), "learning to be" (belajar agar dapat menjadi orang yang berguna sesuai dengan bakat, minat dan potensi diri) dan "learning to live together" (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain).

Life skill masyarakat



Pengertian Operasional

Pendidikan kecakapan hidup pada dasarnya merupakan suatu upaya pendidikan untuk meningkatkan kecakapan hidup setiap warga negara. Pengertian kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi, sehingga akhirnya mampu mengatasinya.

Secara operasional, program kecakapan hidup dalam pendidikan non formal dipilih menjadi empat jensi yaitu :

1. Kecakapan pribadi (personal skill), yang mencakup kecakapan mengenal diri sendiri, kecakapan berpikir rasional, dan percaya diri.

2. Kecakapan sosial (social skill), seperti kecakapan melakukan kerjasama, bertenggang rasa, dan tanggung jawab sosial.

3. Kecakapan akademik (academic skill), seperti kecakapan dalam berfikir secara ilmiah, melakukan penelitian, dan percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.

4. Kecakapan vokasional (vocational skill) adalah kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Seperti di bidang jasa (perbengkelan, jahit menjahit), dan produksi barang tertentu (peternakan, pertanian, perkebunan).

Keempat jenis kecakapan hidup di atas, dilandasi oleh kecakapan spritual, yakni; keimanan, ketakwaan, moral, etika dan budi pekerti yang luhur sebagai salah satu pengamalan dari sila pertama Pancasila. Dengan demikian, pendidikan kecakapan hidup diarahkan pada pembentuka manusia yang berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat, mandiri serta memiliki produktivitas dan etos kerja yang tinggi.

Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup pada satuan dan program pendidikan nonformal, utamanya dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran lebih ditekankan pada upaya pembelajaran yang dapat memberikan penghasilan (learning and earning).

Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup dengan pendekatan "broad based education (BBE)" pada jalur pendidikan non formal (Malik Fadjar, 2001), ditandai oleh:

1. Kemampuan membaca dan menulis secara fungsional, baik dalam bahasa Indonesia maupun salah satu bahasa asing (inggris, arab, mandarin, jepang, dan lainnya).

2. Kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui proses pembelajaran berpikir kritis dan ilmiah, penelitian, penemuan dan penciptaan.

3. Kemampuan menghitung dengan atau tanpa bantuan teknologi guna mendukung kedua kemampuan tersebut di atas.

4. Kemampuan memanfaatkan keanekaragaman teknologi diberbagai lapangang kehidupan (pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan, kerumahtangga, kesehatan, komunikasi informasi, manufaktur dan industri, perdagangan, kesenian, dan olahraga).

5. Kemampuan mengelola sumber daya alam, sosial, budaya dan lingkungan

6. Kemampuan bekerja dalam tim baik dalam sektor formal maupun informal.

7. Kemampuan memahami diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.

8. Kemampuan berusaha secara terus menerus dan menjadi manusia belajar dan pembelajar

9. Kemampuan mengintegrasikan pendidikan dan pembelajaran dengan etika sosio-religius bangsa berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Sumber: Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills).  Direktorat Kursus 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar