Senin, 26 Mei 2014

Cara Meningkatkan Produksi Telur Ayam Kampung

Cara Meningkatkan Produksi Telur Ayam Kampung - Telur ayam kampung banyak sekali kandungan gizi yang bisa dikonsumsi setiap hari. Produksi telur ayam buras memang tidak setinggi produksi  telur ayam ras, dengan sistem umbaran hanya menghasilkan produksi telur 70 butir/ekor/tahun sedangkan jika dikelola dengan intensif bisa mencapai 140 butir telur/ekor/tahun. Kendala utama dalam pemeliharaan ayam kampung terletak pada produksi telur yang sedikit dan musiman, berbeda halnya dengan budidaya ayam ras petelur yang mampu menghasilkan telur sepanjang tahun. Untuk mengoptimalkan jumlah produksi telur ayam kampung sebaiknya peternaka memahami proses terbentuknya sebuah telur, mulai dari ovulasi hingga bertelur. Kebutuhan nutrisi seekor induk ayam dalam menghasilkan sebuah telur, hal ini pentung diketahui agar kita dapat menyusun komposisi ransum yang tepat untuk indukan ayam kampung.


Cara Meningkatkan Produksi Telur Ayam Kampung

Pada dasarnya protein merupakan penyusun utama sebutir telur, dan untuk cangkang dibutuhkan beberapa mineral terutama calcium. Untuk itu ketika kita ingin meransum pakan untuk induk ayam kampung kedua unsur tersebut harus menjadi perhatian. 

Sumber protein untuk pakan ayam kampung cukup banyak diantaranya: tepung ikan, bungkil kedele dan sedikit dari jagung. Jika kita kesulitan dalam membuat ransum yang tepat ada baiknya kita membaca label komposisi zat makanan yang terletak pada label pembungkus pelet pakan ayam kampung. Disana komposisi zat makanan dicantumkan secara lengkap hingga persentase dalam setiap karungnya.

Sumber mineral atau calcium untuk pakan ayam kampung petelur salah satunya berasal dari tepung tulang, dan juga tepung ikan. Agar lebih praktis mineral ini bisa dibeli di poultryshop harganya cukup murah berkisar Rp. 5000/ Kg. Pemberian mineral untuk seekor ayam cukup sekitrar 1% dari berat badan. Dan pemberian pakan protein + larbohidrat sekitar 10% dari berat badan ayam kampung. Jika berat induk ayam anda 1,5 Kg maka pakan utama yang harus diberikan setiap harinya sekitar 150 gram ditambah dengan 15 gram mineral. 

Jika konsep ini telah dipahami secara tepat maka untuk meracik ransum pakan ayam kampung sendiri akan menjadi lebih mudah dan murah. Sebabnya banyak sekali bahan pakan yang dapat kita kombinasikan yang harganya lebih murah. 

Kunci untuk meningkatkan produksi telur ayam kampung terletak pada pemberian pakan yang tepat. Salah satu pakan racikan untuk pengganti pelet dapat anda lihat di sini. Komposisi jantan dan betina dalam satu kandang juga dapat mempengaruhi produksi telur. Untuk lebih optimal sebainya kandang yang digunakan adalah kandang bersekat, dimana setiap sekat maksimal dipelihara 1 ekor jantan dan 5 ekor betina.

Jika kita membuat kandang yang luas dan mengisinya dengan pejantan ayam kampung dan induk dalam jumlah banyak biasanya produksi telur tidak akan optimal. Hal ini karena diantara pejantan ayam kampung akan terjadi persaingan (naluriah hewan jantan), biasanya hanya jantan penguasa saja yang akan dominan melakukan perkawinan. Hal inilah yang sering sekali diperhatikan oleh peternak kita di lapangang. Demikian tulisan singkat dan sederhana ini semoga dapat membantu bapak/ ibu dalam meningkatkan produksi telur ayam kampung yang dijadikan usaha.

Untuk beternak ayam buras secara intensif perlu sekali mengetahui karakteristik ayam buras, yaitu :
  • pertumbuhan badan yang relatif lebih lambat daripada ayam ras.
  • lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang berubah-ubah.
  • mempunyai sifat mengeram yang tinggi
  • rata-rata masa kawin antara 14 hari
  • rata-rata masa bertelur dalam 14 - 21 hari.
  • 21 hari mengerami dan 60 - 90 hari masa mengasuh anak. 

Kunci utama intensifikasi adalah pemeliharaan yang baik dalam setiap fase kehifupan ayam buras, yaitu :
  1. Fase starter (0 - 5 minggu) disebut juga dengan masa brooding. Pada masa ini yang perlu diperhatikan adalah ketebalan alas kandang minimal 5 - 10 cm, suhu ruangan harus sesuai dengan kebutuhan ayam, yaitu sekitar 35 C, pakan harus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan yang cepat dengan kadar protein minimal 23%, bentuk pakan adalah butiran dan area pakan harus menempati 25% dari area brooding. Perlu juga dilakukan seleksi terhadap ayam yang kurang baik, dengan memperhatikan ciri-ciri DOC yang baik yaitu sehat, tubuh normal, berat minimal 30 - 35 gram, bulu kering, tidak lengket, energik dan pusar menutup dengan sempurna. Fase ini sangat menentukan pertumbuhan pada fase berikutnya sehingga benar-benar harus diperhatikan.
  2. Faser grower (5 - 23 minggu). Pada masa ini ayam mencapai usia dara atau pejantan muda. Seleksi dara harus dilakukan untuk menghilangkan ayam betina yang tidak produktif sehingga tidak mengurangi efesiensi pakan. Fase ini kebutuhan nutrisinya juga harus diperhatikan dengan kadar protein 20%.  Ciri-ciri ayam dara yang baik adalah perawakan sehat, licnah, mata cerah, tubuh tidak cacat, bentuk tubuh langsing. Sedangkan ciri-ciri pejantan yang baik adalah perawakan sehat, badan kuat dan tegak agak panajang, tidak cacat, capit urangrapat, paruh bersih, kaki kuat dan kering. Sebagai ukuran keberhasilan fase ini adalah tercapainya beragt badan dan keseragaman yang baik dan mempunyai koefisien variansi berat badan tidak lebih dari 8%.
  3. Fase Produksi (24 minggu sampai afkir). Pada fase ini yang harus diperhatikan adalah bagaimana mencapai produksi telur yang maksimal dan mempertahankannya. Beberapa hal yang harus diperlatikan adalah pemberian pakan yang harus memenuhi kebutuhan nutrisi ayam untuk hidup dan berproduksi maksimal dengan kadar protein sekitar 18%. Rasio antara jantan dan betina dalam satu folk juga harus tepat, yaitu tidak lebih dari 1 pejantan dengan 10 betina, dan optimalnya adalah 1 banding 6. Pada masa ini perlu juga diberikan suplemen nutrisi untuk menjaga kondisi ayam dan menjaga produktivitas telurnya. 
Demikianlah cara-cara untuk mengoptimalkan produksi telur ayam kampung atau buras, yang saya cuplik dari blog teman teman yang menulisnya yaitu dari penghilangbaukotoranternak.blogspot.com dan kesehatan-ternak.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar