Jumat, 26 Juli 2013

CARA TERNAK BURUNG PERKUTUT DAN MERAWATNYA

Burung Perkutut bunyinya manggung hampir sama dengan burung puter dan burung derkuku. burung perkutut banyak digemari oleh beberapa penghobi burung. bagaimana cara merawat burung perkutut dan bagaimana beternak burung perkutut. nah..., beternak burung perkutut sama halnya seperti beternak burung-burung yang lain, dimana dalam proses beternak membutuhkan kepiawaian dalam menentukan indukan yang baik dan berkualitas. Burung perkutut yang memiliki kualitas suara dan berirama yang merdu menjadi tujuan semuang penangkar burung, oleh sebab itu para penangkar haru mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri calon induk yang baik dan bagus.

CARA TERNAK BURUNG PERKUTUT DAN MERAWATNYA


  1. Kandang penangkaran burung perkutut
    Kandang penangkaran  dapat dibuat oleh siapa saja, karena bentuk dan ukurannya sangat sederhana. Yang penting burung dikandang dapat terbang dan mengepakan sayap secukupnya. Berbagai model dan desain kandang banyak dikembangkan oleh para peternak. Dari kandang ukuran ideal hingga kandang yang seadanya memanfaatkan sangkar ranji yang berbentuk persegi .

    Kandang penangkaran, hal yang perlu diperhatikan dan penting adalah posisi penempatan kandang. Jangan sampai kandang ditempatkan  pada ruang yang tertutup yang tidak terkena sinar matahari langsung. Usahakan penempatan kandang di tempat terbuka atau beberapa jam kandang mendapat sinar matahari langsung, khususnya sinar pagi hari dn jika memungkinkan kandang menghadap ke timur.

    Struktur penempatan kandang bisa dilakukan secara berkelompok berhadap-hadapan menjadi satu atap . Bagian tengahnya dapat digunakan sebagai pintu utama. Kondisi ini lebih aman, selama kita dalam kandang karena pintu utama tertutup.
    Ukuran kandang ideal|
    Ukuran kandang mestinya tidak baku tergantung dari lahan yang dimiliki oleh peternak, namun alangkah baiknya apabila akan menentukan keberhasilan ternaknya.

    Ukuran kandang ideal bagi penangkaran perkutut ialah tinggi 180 cm, panjang 125 cm – 150 cm atau makin panjang, dan lebar 60 cm – 90 cm. apabila lahan yang tersedia tidak mencukupi untuk membuat kandang ukuran ideal, dapat juga diperkecil ( T. 150 x P. 100 x L. 50 ) cm. Lantai dapat digunakan pasir, pasir yang bagus adalah pasir pantai yang putih atau pasr yang bercampur dengan batu bata merah yang sudah ditumbuk. Lntai dari semen pun tidak menjadi masalah. Pasir digunakan untuk menjaga kelembapan dan untuk kipu serta asinan burung.

    Atap dapat digunakan genting, asbes gelombang, kayu, atau fiber namun yang tidak tembus cahaya. Atap jangan sekali-kali menggunakan seng karena seng dapat menyebabkan suhu kandang menjadi panas sehingga dapat mengakibatkan telur kopyor.

    Kontruksi kandang
    Kontruksi kandang dapat digunakan kayu, bambu, besi, ataupun aluminium, yang penting kontruksi kandang kuat dan kokoh sehingga dapat menahan beban atap atau yang lain sehingga tidak akan roboh.

    Sirkulasi udara
    Dalam penempatan kandang ternak juga harus diperhatikan sirkulasi udaranya, karena burung perkutut termasuk hewan yang menyukai angin sepoi-sepoi. Angin jangan terlalu kencang, apalagi basah. Hal ini dapat menyebabkan tubuh perkutut rentan dan mudah sakit, apalagi bayi piyikan.

    Apabila sirkulasi udara tidak baik, pada siang hari suhunya menjadi panas, mengakibatkan suhu dalam kandang akan meningkat, perkutut enggan bertelur dan apabila sudah ada, telurnya akan kopyor. Oleh karena itu, untuk membuat kandang penangkaran, perlu dipikirkan bagaimana mengatur sirkulasi udara.

    Memilih indukan
    Dalam beternak perkutut tentunya akan selalu menghadapi berbagai masalah. Untuk itu, dipersiapkan mental bagi peternaknya dahulu. Selain mental, dituntut juga lebih sabar dan teliti dalam memilih calon indukan.

  1. Memilih induk burung perkutut yang baik

  1. Ciri – Ciri indukan yang baik secara umum, antara lain:
    1)    Badan bongkok dan agak panjang
    2)    Kepala agak besar dan berkesan gagah
    3)    Batok kepala berparit dalam dan panjang
    4)    Paruh lurus, bagian bawah tebal
    5)    Lubang hidung sempit dan lurus
    6)    Mata agak lebar dan tajam
    7)    Sisik kaki rapi
    8)    Rongga suara besar
    9)    Supit renggang dan tebal
    10)    Warna bulu cerah dan tegas

a.    Induk jantan
Dalam menentukan induk jantan, para peternak umumnua memperhatikan fisik, irama suaranya, dan genetisnya. Berikut ini beberapa pedoman sederhana untuk memilih induk jantan dilihat dari segi fisik dan irama suaranya.

1.    Fisik
Ciri fisik yang perlu di amati yaitu:
A)    Sruktur tulang dada.
Semakin lebar tulang dada, kemampuan bernapas semakin baik sehingga suaranya akan lebih panjang.

B)    Struktur kantung suara
Semakin besar kantung suara, semakin baik irama suaranya.

C)    Struktur tubuh
Tubuh yang kokoh dan gagah saat bertengger semakin rajin frekuensi suaranya.

D)    Bulu 
Bulu y6ang halus dan mengkilat pada dada, semakin halus dan bening suaranya, jika bulu dada halus, tetapi suram suara halus namun serak.

2.    Irama suara
Patokan untuk menentukan kualitas suara perkutut secara tradisional, yaitu:
a)    Irama suara depan
b)    Irama suara tengah
c)    Irama suara ujung
d)    Induk betina

Beberapa patokan untuk memilih induk betina, antara lain:
1)    Postur tubuh harus tegap
2)    Struktur tulang dada harus lebar, dan
3)    Irama suara disesuaikan dengan suara induk jantan.

Berikut ini beberapa tehnik perjoohan calon induk perkutut;

a.    Bulu sayap direkat
Sifat perkutut jantan lebih agresif dibanding perkutut betina, bahkan ada yang lebih ganas. Umumnya, saat dijodohkan, perkutut jantan selalu mengejar dan mematuki perkutut betina, dan apabila ini dibiarkan, akan mengakibatkan cedera pada perkutut pasangannya. Untuk menanggulangi hal itu, diupayakan bulu sayap induk jantan kurang lebih 4-5 helai, baik kiri maupun kanan direkat, dengan isolasi atau lebih ekstrem lagi bulu sayap diserit. Hal ini untuk mengurangi daya serang perkutut jantan terhadap perkutut betina dan mengalihkan perhatian.

b.    Mengurung sangkar dalam kandang
Perkutut dimasukkan dalam kandang perjodohan, namun salah satu induk di tempatkan dalam sangkar, kemudian sangkar dimasukkan  kedalam kandang perjodohan. Sebaiknya, induk betina yang berada dalam sangkar. Apabila psangan induk mulai akrab, perkutut yang ada di sangkar dilepas ke kandang perjodohan.

c.    Mendekatakan sangkar
Induk perkutut sebelum dilepaskan dalam kandang penangkaran dipertemukan terlebih dahulu dengan cara mendekatkan kedua induk yang berbeda sangkar. Apabila kedua induk sudah muncul tanda-tanda akrab, segera masukkan ke kandang penangkaran. Cepat lambatnya cara ini tergantung dari sifat kedua induk perkutut.

d.    Satu jantan banyak betina
Cara ini digunakan bagi induk jantan yang memiliki sifat agresif dan ganas. Caranya, satu ekor perkutut jantan dilapaskan pada kandang perjodohan yang telah berisi banyak perkutut betina. Dengan harapan, perkutut jantan dapat memilih pasangannya sesuai dengan selera.apabila perkutut jantan sudah menmukan jodohnya, pasangan induk diambil dan dimasukan kedalam kandang penangkaran.

C.    Makanan Perkutut
1.    Pemberian Makanan
Pakan perkutut  berupa biji-bijian, yang terdiri dari campuran jewawut, ketam hitam, milet, beras merah, gabah merah, canary seed, dan godem. Campuran makanan diusahakan sesuia dengan kegemaran burung., Makanan burung yang baik, keadaannya masih baru dan segar, tidak berbau. Makanan yang sudah lama, jangan sekali kali disodorkan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan burung. Biji- bijian bahan makanan harus dipilih yang berisi, mentes, dan jangan sampai keropos, bebas penyakit, dan bersih.

Pemberian pakan pada burung disesuaikan dengan kebutuhan,  hal ini untuk menjaga kondisi tubuh burung. Burung yang diternakan dengan burung untuk lomba pemberian pakannya berbeda. Konsumsi pakan burung kurang lebih 10 % dari berat badan. Namun, agar tidak kehabisan pakan, sebaiknya diberi pakan yang lebih banyak sebagai cadangan. Begitu juga pemberian minum jangan sampai kehabisan, air minum harus selalu bersih, baru, dan segar.

Pada kandang ternak, sebaiknya diberi pasir, batu-batuan, atau pecahan batu bata merah. Pemberian ini dimaksud agar burung dapat makan batu-batuan/pasir sebagai asinan dan sebagai alat bantu mencerna makanan dan merupakan sumber mineral.

semoga bermanfaat bagi semua..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar