Cara Pembenihan Ikan Gurame
Usaha pembenihan ikan gurame ini meliputi pemeliharaan induk pemijahan, penetasan telur ikan gurame, dan perawatan larva sampai berukuran sebesar biji oyong. Larva berumur 12-30 hari ini selanjutnya dirawat sampai bobotnya mencapai 10 – 15 g/ekor (umur 4 bulan). Benih sebesar ini siap untuk didederkan. Namun, ada juga yang menjual telur untuk di tetaskan.
Pemilihan Induk Gurame
Ciri induk jantan yang dipilah adalah adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang tebal dan tidak adanya bintik pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya memerah berbintik hitam terang degan perut membentuk sudut tumpul. Sedangkan induk betina yang siap pijah ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Warna tubuhnya lebih terang daripada induk jantan dan bentuk perutnya besar bulat.
Ciri lainnya adalah kelamin induk betina akan mengeluarkan telur berwarna putih jika perut ditekan ke arah kelamin. Sedangkan induk jantan yang sudah matang akan mengeluarkan sperma berwarna putih. Cara mudah menentukan kematangan gonad induk jantan adalah dengan melihat tingkah lakuya yang selalu beriringan bersama induk betina dan mulai membuat sarang dari rumput kering. Sementara itu, kematangan gonad betina dapat dilihat dari perut yang membesar dan terasa lunak saat diraba.
Pemijahan Ikan Gurame
Induk yang sudah matang gonad siap untuk ditebarkan di kolam pemijahan. Kolam pemijahan merupakan kolam khusus yang ukuran minimumnya 20 m2 dan maksimum 1.000 m2, dengan kedalaman 1-1,5 m. Kualitas air kolam pemijahan yang baik bersuhu 25 – 30 C, nilai pH 6,5 – 8,0, laju penggantian air 10-15% per hari, dan ketinggian air kolam 40 – 60 cm.
Di dalam kolam harus dipasang bahan sarang dan sosog. Sosog sebagai tempat sarang telur diletakkan 25-30 cm dari permukaan air kolam, sementara bahan sarang dapat diletakkan di permukaan air atau di kedalaman 5-10 cm dari permukaan air.
Pemindahan induk dari kolam pemeliharaan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan baskom. Perpindahan dengan cara ini akan mengurangi risiko stres pada ikan. Sebaiknya, induk diletakkan dekat pintu pemasukan air, karena pada bagian tersebut oksigen yang terlarut di dalamnya masih tinggi. Padat tebar induk adalah 1 ekor ikan untuk 5 m2 kolam, dengan perbandingan jumlah jantan : betina adalah 1 : 3.
Proses pemijahan biasanya akan berlangsung satu minggu setelah induk gurame berada di dalam kolam pemijahan. Keberhasilan pemijahan dapat diamati dengan melihat permukaan air kolam. Jika tercium bau amis yang diikuti dengan munculnya banyak minyak di permukaan air, berarti telah terjadi proses pemijahan.
Setelah pemijahan selesai. Pengambilan sarang dilakukan secara hati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang.
Sarang yang telah diangkat dari kolam pemijahan dimasukkan ke dalam ember yang berisi air dan campuran Metheline Blue. Telur yang hidup biasanya berwarna kuning cerah atau bening transparan, sedangkan telur yang gagal menetas berwarna putih suram dan tidak transparan. Telur-telur yang mati harus disingkirkan supaya tidak menular ke telur yang sehat.
Selanjutnya sarang dalam ember tersebut dibawa ke tempat penetasan. Telur akan menetas dalam kurun waktu 41 jam. Tempat penetasan sebaiknya berada di lingkungan tenang, karena telur tidak akan menetas jika sering kaget.
Dahulu banyak petani yang menetaskan telur gurame di kolam penetasan yang sekaligus juga merupakan kolam pemijahan. Telur-telur yang telah dibuahi induk jantan akan dijaga oleh induk betina sampai menetas. Gerakan induk betina di sekitar sarang akan menyebabkan bertambahnya oksigen terlarut di dalam air, dan akan menghidupkan telur-telur yang dijaganya. Telur akan menetas menjadi larva pada hari ke 11 – 12.
Pemeliharaan Benih / Penebaran Benih Ikan Gurame
Benih yang sudah berukuran 0,5 g/ekor sudah dapat dipelihara dalam happa yang dipasang pada bak atau kolam pemeliharaan benih. Teknologi pemeliharaan dengan happa merupakan teknik untuk memacu pertumbuhan gurame sejak dini. Pemeliharaan dengan happa ini akan menghasikan benih yang bongsor dan sehat.
Happa dibuat dengan cara mengikat kain halus pada tonggak bambu yang ditancapkan ke dasar kolam. Jumlah tonggak bambu yang dibutuhkan minimum empat buah. Jika ukuran happa cukup besar, di bagian sisi terpanjang happa perlu ditambah 2 tonggak untuk menahan happa agar tidak jatuh. Atur posisi happa agar terendam dua pertiga bagian dalam air kolam.
Benih ditebar pada pagi atau ore hari dengan padat penebaran 75-100 ekor/m2. Selama pemeliharaan, benih diberi pakan berupa pelet halus tiga kali sehari dengan dosis 10% dari bobot tubuh per hari. Setelah dipelihara selama 3 – 4 bulan di dalam happa, benih dapat ditebar di kolam pendederan.
Pakan Setelah Penetasan
Pemberian pakan dapat dimulai setelah larva dipindahkan. Pakan berupa cacing rambut (Tubifex sp.), Daphnia sp., Moina sp., atau pakan alami lainnya yang sesuai ukurannya. Benih gurame dapat dipelihara di akuarium, bak kayu yang dilapisi plastik, bak tembok atau ditebar langsung ke kolam pendederan. Pemeliharaan benih pada wadah terkontrol harus dilengkapi dengan aerasi untuk suplai oksigen dan terhindar dari kontak langsung dengan hujan. Pakan awal berupa cacing rambut, Daphnia sp., Moina sp., atau sumber protein hewani lainnya. Bahan-bahan nabati dapat mulai diberikan setelah larva berumur 36-40 hari. Sedangkan pakan buatan (pelet) dapat diberikan dengan menyesuaikan bukaan mulut ikan.Lama pemeliharaan dan benih yang dihasilkan antara lain: Benih berumur 40 hari dapat mencapai ukuran 1-2 cm (setara ukuran kuku). Benih berumur 80 hari dapat mencapai ukuran 2-4 cm (setara ukuran jempol). Benih berumur 120 hari dapat mencapai ukuran 4-6 cm (setara ukuran silet). Dan benih berumur 160 hari dapat mencapai ukuran 6-8 cm (setara ukuran korek di masyarakat).
Demikianlah ulasan tentang pembenihan ikan gurame, disambung dengan cara budidaya ikan gurameh
Demikianlah ulasan tentang pembenihan ikan gurame, disambung dengan cara budidaya ikan gurameh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar