Konsep Pokok:
Dalam program KF, secara umum terdapat 3 jenis bahan belajar yang sering digunakan yaitu bahan belajar Konvensional, Tematik, dan Panjaraksi. Masing-masing bahan belajar memiliki kelebihan dan kekurangan, namun pada intinya semua bahan belajar tersebut bagamana mempermudah tutor untuk menyusun bahan belajar sendiri di kelompok belajar bersama WB dan pihak-pihak yang mendukung program KF.
Dalam program KF, secara umum terdapat 3 jenis bahan belajar yang sering digunakan yaitu bahan belajar Konvensional, Tematik, dan Panjaraksi. Masing-masing bahan belajar memiliki kelebihan dan kekurangan, namun pada intinya semua bahan belajar tersebut bagamana mempermudah tutor untuk menyusun bahan belajar sendiri di kelompok belajar bersama WB dan pihak-pihak yang mendukung program KF.
Kateristik Bahan Belajar Konvensional
1.Kerangka pikir sudah di disain oleh penulis dan bersifat ”top-down”
2.Informasi diidentifikasi oleh pembuat kebijakan (pemerintah) dan disusun oleh pengarang atau penulis (orang luar).
3.Fungsionalitas: berifat perkiraan (belum tentu sesuai dengan pengalaman dan kebutuhan yang dirasakan oleh WB)
4.Biasanya berupa buku/modul yang berisi:
Karakteristik Bahan Belajar Tematik
1.Kerangka pikir dan bahan belajar dibuat oleh Tutor/Pamong Belajar atau penulis naskah
2.Informasi/materi diidentifikasi berdasarkan tema-tema umum yang menjadi masalah (generative themes) bersama dalam masyarakat;
3.Struktur penulisan bersifat kombinasi top-down dan bottom-up;
4.Bentuk bahan belajar:
Biasanya berupa leaflet, poster/booklet , buku/modul
Karakteristik Bahan Belajar Panjarkasi
1.Kerangka pikir, informasi, dan materi diidentifikasi dan dibuat oleh tutor bersama WB berdasarkan kebutuhan WB, pengalaman dan potensi yang tersedia.
2.Bersifat ”bottom-up”, konteks lokal, disain lokal, dan partisipatif.
3.Karena sifatnya panduan, maka informasi/isi materi akan berkembang sesuai kebutuhan
4.Bentuk bahan belajar berupa:
Sumber: Disarikan dari bahan Diklat tutor pendidikan Keaksaraan 2009.
1.Kerangka pikir sudah di disain oleh penulis dan bersifat ”top-down”
2.Informasi diidentifikasi oleh pembuat kebijakan (pemerintah) dan disusun oleh pengarang atau penulis (orang luar).
3.Fungsionalitas: berifat perkiraan (belum tentu sesuai dengan pengalaman dan kebutuhan yang dirasakan oleh WB)
4.Biasanya berupa buku/modul yang berisi:
- Petunjuk belajar
- Materi bacaan yang memuat informasi tertentu
- Pertanyaan (soal) berkaitan dengan isi materi.
Karakteristik Bahan Belajar Tematik
1.Kerangka pikir dan bahan belajar dibuat oleh Tutor/Pamong Belajar atau penulis naskah
2.Informasi/materi diidentifikasi berdasarkan tema-tema umum yang menjadi masalah (generative themes) bersama dalam masyarakat;
3.Struktur penulisan bersifat kombinasi top-down dan bottom-up;
4.Bentuk bahan belajar:
Biasanya berupa leaflet, poster/booklet , buku/modul
- Disediakan petunjuk belajar
- Materi berupa wacana/bacaan tematik yang dipelajari WB;
- Evaluasi: berupa pertanyaan yang tidak hanya berkaitan dengan wacana tapi juga dengan masalah yang dihadapi.
Karakteristik Bahan Belajar Panjarkasi
1.Kerangka pikir, informasi, dan materi diidentifikasi dan dibuat oleh tutor bersama WB berdasarkan kebutuhan WB, pengalaman dan potensi yang tersedia.
2.Bersifat ”bottom-up”, konteks lokal, disain lokal, dan partisipatif.
3.Karena sifatnya panduan, maka informasi/isi materi akan berkembang sesuai kebutuhan
4.Bentuk bahan belajar berupa:
- Panduan/manual yang dapat berkembang (informasi tidak berhenti)
- Petunjuk dan instrumen BDPS untuk membantu tutor mengelola KBM dengan lebih sistematis dengan membantu WB menganalisis pengalaman lebih dalam tentang topik yang dipilihnya;
- Bacaan dibuat oleh tutor bersama WB; dan
- Adanya saran-saran aksi nyata yang harus dilakukan WB dalam kehidupan sehari-hari.
- Evaluasi: berupa pertanyaan kunci yang dapat dikembangkan berdasarkan kebutuhan yang bertujuan untuk menilai kemajuan WB (tidak sekedar menjawab pertanyaan).
Sumber: Disarikan dari bahan Diklat tutor pendidikan Keaksaraan 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar