Seorang penyair dalam melahirkan karyanya banyak dipengaruhi berbagai faktor yang tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan puisi atau sastra itu saja. Dalam pertumbuhannya penyair memerlukan materi-materi muatan bidang lain seperti : agama, filsafat, sejarah, hukum, politik, sosiologi, dan sebagainya. Penyair akan mereguk pengalaman sebanyak-banyaknya, untuk bahan renungan dan kekayaan batin yang nantinya dituangkan sebagai karya sastra (puisi) tersebut.
Jika dilihat berdasarkan sejarah, dalam karya-karya sastra, karya puisi khususnya banyak yang mengintegrasikan nilai-nilai dan aspek agama secara utuh. Karya-karya sastra di Indonesia banyak mengusung nilai-nilai Islamiyah. Karya sastra ini ada yang secara jelas memperlihatkan pengaruh atau alam pemikiran Islami. Dalam garis besarnya karya-karya itu dibagi menjadi dua golongan : pertama karya-karya sastra yang bersifat sufistik. Karya sastra yang demikian umumnya ditulis para ulama yang mendalam pengetahuannya tentang agama Islam dan mempunyai kecendrungan terhadap sufisme. Golongan yang kedua adalah karya sastra yang memperlihatkan pengaruh sastra Islam, baik dari bahasa arab maupun bahasa Persia, atau lainnya. Juga karya-karya ciptaan baru yang memperlihatkan pengaruh agama atau peradaban Islam terhadap penulisnya (Ajip Rosidi. 1995 : 235).
Pengaruh dari aspek-aspek Islam ini hingga sekarang di era berkembangnya puisi modern masih banyak terdapat dalam puisi-puisi karya penyair Indonesia (nasional). Pengaruh ini terlihat secara integral dan melibatkan kedalaman pemahaman religius para penyair khususnya penyair yang beragama Islam. Banyak pengalaman mental, spritual, dan religi penyair yang dituangkan dalam karya puisi mereka, sehingga memberikan pemahaman dan penghayatan apresiatif terhadap puisi-puisi religius Islami ini.
Bagi para penyair dengan dimuatnya aspek-aspek religius Islami ini, selain dalam rangka media dakwah juga upaya memberikan stimulus dalam perkembangan hidup beragama secara lebih universal dengan melibatkan jangkauan yang lebih jauh selain jangkauan dakwah itu sendiri bagi dunia lintas agama.
Muatan nilai religius yang dituangkan penyair dalam bentuk puisi, memberikan nuansa estetika yang sifatnya memberikan kedalaman berpikir melebihi sufistik. Membaca puisi religius karya penyair sama dengan menggali nilai-nilai religius dan ketuhanan yang disodorkan penyair hingga menyadarkan kita akan keesaan dan kebesaran-Nya.
Agar dapat menangkap dan memahami makna-makna religius yang dikandung sebuah puisi, kita harus menggali puisi tersebut secara intens. Dalam prosesnya akan timbul suatu kesadaran bahwa penyair tidak hanya berusaha menggambarkan dan memperlihatkan dimensi lain dalam imajinasinya tentang dunia spritual. Tetapi mengajak kita bergerak melangkah dan menggapai dunia itu untuk diselami secara logis dan imajinatif.
Demikian tentang aspek religius Islami dalam Puisi, semoga bermanfaat, terimakasih.
Jika dilihat berdasarkan sejarah, dalam karya-karya sastra, karya puisi khususnya banyak yang mengintegrasikan nilai-nilai dan aspek agama secara utuh. Karya-karya sastra di Indonesia banyak mengusung nilai-nilai Islamiyah. Karya sastra ini ada yang secara jelas memperlihatkan pengaruh atau alam pemikiran Islami. Dalam garis besarnya karya-karya itu dibagi menjadi dua golongan : pertama karya-karya sastra yang bersifat sufistik. Karya sastra yang demikian umumnya ditulis para ulama yang mendalam pengetahuannya tentang agama Islam dan mempunyai kecendrungan terhadap sufisme. Golongan yang kedua adalah karya sastra yang memperlihatkan pengaruh sastra Islam, baik dari bahasa arab maupun bahasa Persia, atau lainnya. Juga karya-karya ciptaan baru yang memperlihatkan pengaruh agama atau peradaban Islam terhadap penulisnya (Ajip Rosidi. 1995 : 235).
Pengaruh dari aspek-aspek Islam ini hingga sekarang di era berkembangnya puisi modern masih banyak terdapat dalam puisi-puisi karya penyair Indonesia (nasional). Pengaruh ini terlihat secara integral dan melibatkan kedalaman pemahaman religius para penyair khususnya penyair yang beragama Islam. Banyak pengalaman mental, spritual, dan religi penyair yang dituangkan dalam karya puisi mereka, sehingga memberikan pemahaman dan penghayatan apresiatif terhadap puisi-puisi religius Islami ini.
Bagi para penyair dengan dimuatnya aspek-aspek religius Islami ini, selain dalam rangka media dakwah juga upaya memberikan stimulus dalam perkembangan hidup beragama secara lebih universal dengan melibatkan jangkauan yang lebih jauh selain jangkauan dakwah itu sendiri bagi dunia lintas agama.
Muatan nilai religius yang dituangkan penyair dalam bentuk puisi, memberikan nuansa estetika yang sifatnya memberikan kedalaman berpikir melebihi sufistik. Membaca puisi religius karya penyair sama dengan menggali nilai-nilai religius dan ketuhanan yang disodorkan penyair hingga menyadarkan kita akan keesaan dan kebesaran-Nya.
Agar dapat menangkap dan memahami makna-makna religius yang dikandung sebuah puisi, kita harus menggali puisi tersebut secara intens. Dalam prosesnya akan timbul suatu kesadaran bahwa penyair tidak hanya berusaha menggambarkan dan memperlihatkan dimensi lain dalam imajinasinya tentang dunia spritual. Tetapi mengajak kita bergerak melangkah dan menggapai dunia itu untuk diselami secara logis dan imajinatif.
Demikian tentang aspek religius Islami dalam Puisi, semoga bermanfaat, terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar