Jumat, 21 Februari 2014

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

Sejarah Istilah Sosiologi 
 
Pada tahun 1842: Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.
Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.

Pada tahun 1876: Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain. Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology. Sumber!!


Sejarah Perkembangan Sosiologi

Sosiologi termasuk ilmu yang paling muda dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial yang ada. Sosiologi juga bersumber dari filsafat. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan (mater scientarium) semua ilmu pengetahuan yang kita ketahui selama ini . Filsafat pada masa itu mencakup pula segala usaha pemikiran mengenai masyarakat. Makin berkembangnya zaman dan tumbuhnya peradaban manusia, berbagai ilmu pengetahuan yang semula tergabung dalam filsafat mulai memisahkan diri dan berkembang menurut tujuan masing-masing.

Astronomi (ilmu tentang bintang-bintang) dan fisika (ilmu alam) merupakan cabang-cabang filsafat yang pertama kali memisahkan diri. Kemudian, diikuti oleh ilmu kimia, biologi, dan geologi. Pada abad ke-19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu psikologi (ilmu yang mempelajari perilaku dan sifat-sifat manusia) dan sosilogi (ilmu yang mempelajari masyarakat). Dengan demikian, timbullah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang di dalam proses pertumbuhannya dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu kemasyarakatan lainnya, seperti ekonomi dan sejarah.

Pemikiran terhadap masyarakat dan lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dinamakan sosiologi, pertama kali terjadi di Benua Eropa. Banyak usaha dilakukan manusia baik bersifat ilmiah maupun nonilmiah yang membentuk sosiologi sebagai ilmu pengetahuan dan berdiri sendiri.

Beberapa faktor pendorong utama munculnya sosiologi adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.

sosiologi di Amerika Serikat dihubungkan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan keadaan sosial manusia dan sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang ditimbulkan oleh kehahatan pelanggaran, pelacuran, pengangguran, kemiskinan, konflik, peperangan, dan masalah sosial lainnya.

Banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melatar belakangi kelahiran sosiologi adalah adanya krisis yang terjadi di dalam masyarakat. Laeyendecker, misalnya mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangkaian perubahan di bidang sosial politik. Perubahan berkenaan dengna adanya reformasi Marthin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, terjadinya Revolusi Industri pada abad ke-18, serta terjadinya Revolusi Prancis.

Pada abad ke-19 seorang filsuf bangsa Prancis bernama Auguste Comte, telah menulis beberapa buku yang berisi pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan mempunyai urutan-urutan tertentu berdasarkan logika. Setiap penelitian dilakukan melalui tahap-tahap tertentu untuk mencapai tahap akhir, yaitu Ilmiah. Oleh sebab itu, Auguste Comte menyarankan agar semua penelitian terhadap masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang berdiri sendiri. Dari kondisi tersebut, diartikan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil akhir dari perkembangan ilmu pengetahuan. Sosilogi lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sosiologi didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan lainnya.

Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842, tatkala Auguste Comte menerbitkan buku berjudul Positive-philosophy. Beberapa pandangan penting yang dikemukakan oleh Auguste Comte adalah "hukum kemajuan manusia" atau "hukum tiga jenjang", Menurut pandangan ini, sejarah akan melewati tiga jenjang yang mendaki.

1. Jenjang Teologi
Pada jenjang ini, manusia mencoba menjelaskan gejal disekitarnya dengan mengacu pada hal-hal yang besifat adikodrati

2. Jenjang Metafisika
pada jenjang ini, manusia mengacu pada kekuatan-kekuatan metafisi atau abstrak.

3. Jenjang Positif
pada jenjang ini, penjelasan gejala alam ataupun sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah.

Setengah abad setelah Herbert Spencer mengembangkan suatu sistematika penelitian masyarakat dalam bukunya yang berjudul Priciples of Sociology, istilah sosiologi menjadi lebih populer. Berkat jasa Herbert Spencer pula, sosiologi akhirnya berkembang dengan pesat. Sosiologi berkembang dengan pesat pada abad ke-20, terutama di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat walaupun arah perkembangannya di ketiga negara tersebut berbeda satu sama lain. Sosilogi kemudian menyebar ke berbagai benua dan negara-negara lain termasuk Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar