Rabu, 18 Februari 2015

KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulis. Komunikasi ini yang paling sering digunakan dalam kehidupan sosial sehari-hari, misalnya di rumah, di pasar, di arisan, di acara kendurian, pesta, di sekolah, PKBM, dan tempat kerja. Melalui ucapan kita menyampaikan informasi berupa keinginan, pertanyaan, jawaban atas pertanyaan, perasaan, atau segala cerita. Segala sesuatu yang kita ucapkan dapat menjadi informasi bagi orang yang mendengarnya.

2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Komunikasi nonverbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. Misalnya tamu di rumah kita, meski lapar, dapat berbasa-basi menolak pada wakti kita tawari makan siang. Tetapi adik kecil yang masih bayi, pada waktu lapar langsung menangis dan minta ASI.

Segala yang ditampilkan oleh tubuh ketika kita melakukan komunikasi secara lisan merupakan isyarat atau informasi. Disadari  atau tidak disadari, sesungguhnya seluruh tubuh kita (ekspresi muka, tekanan dan kerasnya suara, posisi tubuh, gerakan tubuh, tangan dan bahkan kaki) menyampaikan informasi atau pesan kepada lawan bicara tentang apa yang kita rasakan atau inginkan. Bahkan adakalanya tanpa kita berbicarapun, orang lain sudah dapat menangkap informasi yang kita maksud melalui bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang kita tampilkan.

Meskipun lebih umum, terus menerus dipakai dan lebih jujur, namun komunikasi nonverbal lebih sulit ditafsir karena kabur. Misalnya jika ada orang tersenyum kepada anda, maka anda tidak dapat dengan tepat menangkap apa artinya : senang, kaget, bingung, atau bertanya-tanya. Kekaburan ini karena struktur komunikasi nonverbal tidak jelas. Untuk komunikasi nonverbal seperti berjabat tangan mungkin masih mudah dimengerti.

Tetapi jiak jabat tangan itu disambung dengan raut wajah cemberut, gerak mata terkejut, gerak anggota tangan kaku dan seluruh tubuh tegang, anda akan sulit mengartikannya. Oleh sebab itu, mempelajari komunikasi verbal. Hal ini disebabkan oleh perbendaharaan kata, tata kalimat, dan tata bahasanya sulit ditunjuk.

a. Bentuk Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal dapat berbentuk bahasa tubuh, tanda, tindakan atau perbuatan serta objek.

1. Bahasa tubuh
Bahasa tubuh dapat berupa raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak, dan sikap orang.

2. Tanda
Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata-kata, misalnya bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut, dan udara, serta aba-aba olah raga.

3. Tindakan/ Perbuatan
Tindakan atau perbuatan tidak khusus dimaksudkan menggnati kata-kata, tetapi dapat mengantarkan makna. Misalnya, menggebrak meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras-keras pada waktu meninggalkan rumah, atau menekan gas mobil kuat-kuat. Semua itu mengandung makna sendiri.

4. Objek
Objek sebagai bentuk komunikasi nonverbal juga tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu, misalnya pakaian, aksesori dandan, rumah, perabot rumah, harta benda, kendaraan, hadiah.

b. Fungsi komunikasi nonverbal

Selain dapat menyampaikan arti, komunikasi nonverbal dapat berfungsi :
1. melengkapi komunikasi verbal, misalnya sahabat kita datang, lalu kita berkata "selamat datang!" sambil senyum lalu menepuk punggungnya.

2. menekankan komunikasi verbal, misalnya, dalam perundingan kita tidak setuju terhadap usul kahir rekan berunding kita dan berkata "saya tidak setuju" sambil menggebrak meja.

3. membesar-besarkan komunikasi verbal, misalnya sehabis nonton pameran kapal terbang, kita bercerita kapal terbang super besar dan supersonik kecepatan terbangnya, kita berkata "kapal terbang itu ukurannya buesaaaaar sekali, dan terbangnya cuepaaat sekali", sambil melebarkan kedua tangan kita lalu menukikkan ke atas telapak tangan kita.

4. melawan komunikasi verbal, misalnya, teman kita marah, lalu kita berkata " kamu marah ya ?", dan teman kita menjawab "saya tidak marah!", tetapi wajah dan telinganya merah membara.

5. meniadakan komunikasi verbal, misalnya, kita dipaksa untuk memberi uang. Kita mengelurkan uang dari saku sambil berkata "ini uangnya!" sambil memasukan uang kembali ke dalam saku.

Dengan mengetahui hakikat bahasa verbal dan nonverbal, kita dapat menggunakan kedua macam bahasa itu dalam komunikasi kita dengan orang lain secara lebih sadar, efisien, dan efektif. 

Sumber: Buku Modul Etika Kerja Paket C setara SMA Kelas X 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar