Senin, 16 Februari 2015

MISI PENDIDIKAN FORMAL DI SEMUA LEVEL

Kenyataan persoalan yang dihadapi dunia pendidikan dewasa ini adalah bagaimana upaya mempersiapkan murid menjadi manusia yang tangguh fisik dan psikisnya. Terlalu sering guru, sekolah dan orang tua memandang para siswa bukan sebagai “human being” akan tetapi sebagai objek yang selalu disalahkan mempunyai prestasi rendah, “handicapped”,mempunyai IQ rendah, mempunyai gangguan emosional, gangguan seksual dan sebagainya. Pengelompokkan semacam ini tidak hanya akan merendahkan konsep diri (self-concept) dan harga diri peserta didik, tetapi membiaskan harapan guru dan karena itu merendahkan kualitasinstruksional (pengajaran).

Dunia pendidikan saat ini akan terus menerus dihadapkan pada berbagai tuntutan baru seiring dengan kemajuan jaman, karenanya harus mampu mengamati berbagai kecenderungan dan membuat antisipasi yang sebaik-baiknya untuk menyesuaikan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional dengan perkembangan di masa depan, selain itu kita dituntut untuk bekerja lebih kreatif, kompetitif dan tahan menghadapi tekanan lingkungan. 

Permasalahan pendidikan di tingkat pendidikan dasar sampai dengan sekolah menengah adalah muatan kognitif dalam proses belajar mengajar lebih berat dari muatan afektif dan psikomotorik ataupun kalau hal itu ada intensitasnya belumlah signifikan dengan hasil yang diharapkan. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan semakin memburuknya kondisi sosial ekonomi dan politik yang membuat orangtua terpaksa bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya sehingga mereka semakin kekurangan waktu yang dapat mereka gunakan bersama anak-anaknya. Akumulasi dari kondisi ini memicu terjadinya krisis moral pada siswa-siswa di sekolah yang implikasinya terlihat seperti banyaknya tawuran antara murid sekolah, pencurian, penyalahgunaan obat dan narkotika, pelecahan seksual, penganiayaan teman dan guru dan masalah prestasi belajar yang rendah pada umumnya. Tindakan-tindakan ini disebabkan adanya kekurang mampuan anak dan remaja yang beradaptasi dengan aturan-aturan yang ditegakkan oleh sekolah. 

Suatu pendidikan dikatakan relevansi jika memenuhi kebutuhan yang menyangkut kebutuhan peserta didik, kebutuhan keluarga dan kebutuhan pembangunan. Hasil suatu pendidikan berkualitas dari segi produk, jika mempunyai salah satu atau lebih ciri-ciri: (1) peserta didik menunjukkan tingkat  penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar diantaranya adalah hasil belajar akademik yang dinyatakan dalam prestasi belajar mengajar, (2) hasil belajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik sehingga bukan hanya mengetahui sesuatu melainkan dapat melakukan sesuatu yang fungsional untuk kehidupannya, dan (3) hasil pendidikan relevan dengan tuntutan lingkungan khusus dunia kerja ( Zainun Buchari, 1999: 143) 

Misi pendidikan formal pada semua level pada prinsipnya merupakan jawaban terhadap pertanyaan “untuk apa sesuatu institusi itu didirikan?” Tentunya ada alasannya, atau ada misi yang diembannya. Untuk mencapai visi dan misi tersebut setiap institusi perlu membangun dan mengembangkan “Corporate Culture” yang dapat menetapkan dan mengembangkan nilai-nilai esensial yang akan mendukung pencapaian tujuan pendidikannya. Nilai ini yang harus dijadikan acuan bersama sehingga akan menumbuhkembangkan tingkah laku yang sesuai dengan arah pendidikan yang dikehendaki.

So...bagaimana menurut pendapat Anda ???.... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar