Rabu, 04 Februari 2015

MENGENAL TANAMAN TEBU YANG ADA DI INDONESIA

Warga belajar--sekalian, jika kalian suka makanan yang manis-manis atau bikin munuman yang menggunakan gula, maka ada baiknya jika mengenal dari mana sumber gula yang digunakan untuk membuat makanan dan minuman itu. Tebu adalah bahan baku utama untuk membuat gula, selain bahan baku lainnya. Dengan cara pengolahan yang khusus dan melalui proses tertentu dihasilkanlah gula dari bahan baku tebu ini. Tapi Tahukah kamu bagaimana dan dari mana tanaman tebu?.

Tanaman tebu telah lama tumbuh dan dibudidayakan di Indonesia. Tebu diperkirakan berasal dari India. Tempat tumbuhnya adalah dataran rendah tropika. Supaya kadar gulanya tinggi, tanaman tebu memerlukan banyak air ketika masih muda, dan musim kemarau yang panjang ketika mulai tua. Waktu menebang pun harus tepat, karena kalau terlambat kadar gulanya akan sangat berkurang.

Tanaman tebu atau dalam bahasa Inggris; "Sugar Cane" adalah tanaman yang memiliki klasifikasi berupa :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Graminae atau Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Seccharum
Spesies : Saccharum officinarum Linn

Berdasarkan bibitnya ada beberapa jenis bibit tebu yang sering ditanam yaitu :
a. bibit bagal
Bibit yang berasal dari kebun bibit yang terdiri atas bagal mata dua dan bagal mata tiga khusus untuk lahan kurang air.

b. Bibit Dederan
Bibit yang berasal dari hasil persemaian (jawa = dederan) stek-stek batang batang yang dibuat dengan maksud antara lain :
1. Memperbesar penangkaran
2. Untuk tempat pertumbuhan peralihan bahan bibit yang telah cukup umur sambil menunggu penyiapan lahan untuk tanaman
3. Memperkecil resiko penyulaman karena pada umumnya bibit yang berasal dari bibit dederan langsung dapat tumbuh
4. Sebagai bahan tanam sulam yang tanaman mati.

c. Bibit Rayungan
Bibit yang berasal dari kebun bibit terbagi atas rayungan bermata satu dan rayungan bermata dua, digunakan untuk tanaman di lahan basah dengan pengairan cukup. Namun keberadaannya sekarang sudah jarang digunakan karena jarak antara kebun bibit dan kebun tebu giling yang jauh menyebabkan tingkat kerusakan yang sangat tinggi, serta menyebabkan ketersediaan air menjadi berkurang drastis.

d. Bibit Ceblokan
Sepintas bibit ini sama dengan dengan bibit rayungan. Perbedaan bibit ceblokan berasal dari stek batang dengan beberapa mata yang ditanam tegak lurus pada papan tanam yang cara penyiapannya sama dengan bibit dederan namun dibuat lebih tebal. Dengan demikian akar setek batang yang ditanam cepat tumbuh dan berkembang sehingga mempercepat bertunasnya mata di buku-buku ruas batang tersebut. Kondisi kebun bibit harus dijaga agar tetap lembab. Untuk memacu pertumbuhan, dapat dipupuk secukupnya. Selanjutnya perawatan seperti bibit rayungan.


e. Bibit Pucukan
Bibit yang diambil dari pucuk tebu giling pada saat tebang. Bibit dipotong dari pucuk sepanjang 30 - 40 cm (3-4 mata). Kebun yang diambil pucuknya harus murni dan sehat. Bibit jenis ini digunakan jika kekurangan bibit dari KBD.

Selain bibit diatas, sering perkembangan teknologi pertanian dan banyaknya sistem silang maka semakin banyak jenis dan bibit-bibit yang bisa ditemukan antara lain :
Single bud, Bud Chip, Bud Shed, dan Kultur Jaringan.

Perkebunan telah diusahakan secara besar-besaran sejak zaman Belanda. Sebelum perang dunia II Indonesia terkenal sebagai pengekspor gula. Balai percobaan tanaman tebu didirikan di Pasuruan, Jawa Timur.

Sekarang ini sebagian besar penanaman tebu menggunakan sistem TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi). Dalam sistem TRI, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan penebangan tebu diusahakan oleh rakyat petani. Petani mendapatkan pinjaman dari bank untuk mengelolanya. Hasil tebu diserahkan ke pabrik untuk digiling dan dijadikan gula tebu. Sistem TRI dilaksanakan karena tebu ditanam di alah milik rakyat, terutama di pulau Jawa. Penanaman tebu di luar Jawa, seperti di Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Dan Kalimantan Selatan, tidak menggunakan sistem TRI. Ini disebabkan lahan tempat penanaman tebu dikuasai oleh pabrik.

Ada beberapa daerah yang memproduksi gula tebu ini, daerah utama penghasil gula terdapat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Produksi gula tebu di Indonesia seluruhnya dikonsumsi di dalam negeri
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar